Page 17 - Modul_Menulis Cerita Bermuatan Kearifan Lokal Sasambo (Ria Saputri) Fix_Neat
P. 17
Cerita Pendek 2:
RIWA, JOKI CILIK DARI SUMBAWA
RIWA, JOKI CILIK DARI SUMBAWA
Dari rumah panggung sederhana, sayup-sayup terdengar suara anak-anak yang sedang Dari rumah panggung sederhana, sayup-sayup terdengar suara anak-anak yang
mengaji. Sesekali bacaannya disela oleh suara lembut seorang ibu yang membenarkan bacaan yang sedang mengaji. Sesekali bacaannya disela oleh suara lembut seorang ibu yang
belum tepat. membenarkan bacaan yang belum tepat.
Rumah panggung sederhana peninggalan bapak untuk Mak Nur dan anak-anaknya itu Rumah panggung sederhana peninggalan bapak untuk Mak Nur dan anak-anaknya
memang riuh di waktu malam saja. Rumah itu sepi karena di siang hari Mak Nur sibuk di sawah dan itu memang riuh di waktu malam saja. Rumah itu sepi karena di siang hari Mak Nur sibuk di
anak-anaknya berlatih jadi juki, sebutan untuk joki pacuan kuda di Sumbawa. Magrib ini Mak Nur sawah dan anak-anaknya berlatih jadi juki, sebutan untuk joki pacuan kuda di Sumbawa.
menyampaikan kembali permintaannya pada Riwa. Magrib ini Mak Nur menyampaikan kembali permintaannya pada Riwa.
“Wa, berhentilah ikut latihan juki. Mak takut jika Riwa jatuh dan cedera.” Mak Nur berulang kali “Wa, berhentilah ikut latihan juki. Mak takut jika Riwa jatuh dan cedera.” Mak Nur berulang
meminta anak sulungnya berhenti latihan pacuan kuda. kali meminta Riwa berhenti latihan pacuan kuda.
“Kata almarhum bapak, Saya boleh jadi juki sampai lulus SMP nanti, Mak. Bukankah sudah tradisi “Kata almarhum bapak, Saya boleh jadi juki sampai lulus SMP nanti, Mak. Bukankah
keluarga kita, jika anak-anak bapak harus bisa jadi joki?” Riwa mencoba memberi alasan untuk tetap sudah tradisi keluarga kita, jika anak-anak bapak harus bisa jadi joki?” Riwa mencoba
diizinkan jadi joki cilik, mengikuti jejak bapak. memberi alasan untuk tetap diizinkan jadi joki cilik, mengikuti jejak bapak.
“Mak tetap tidak rela Wa . Memacu kuda tanpa alat pelindung yang lengkap membuat Mak takut jika “Mak tetap tidak rela Wa . Memacu kuda tanpa alat pelindung yang lengkap membuat Mak
nanti Riwa jatuh.” Mak tetap melarang Riwa melakukan kegiatan yang sangat menguji nyali itu. takut jika nanti Riwa jatuh.” Mak tetap melarang Riwa melakukan kegiatan yang sangat
“Riwa mau bantu, Mak. Uang hadiah juki Riwa bisa ditabung juga untuk lanjut sekolah di ibu kota.” menguji nyali itu.
Pinta Riwa. “Riwa mau bantu, Mak. Uang hadiah juki Riwa bisa ditabung juga untuk lanjut sekolah di
Riwa, joki cilik yang terkenal di kampungnya. Setiap mengikuti lomba pacuan kuda selalu ibu kota,” pinta Riwa.
membawa pulang hadiah. Riwa juga kerap diberi uang tambahan ketika harus mengikuti latihan Riwa, joki cilik yang terkenal di kampungnya. Setiap mengikuti lomba pacuan kuda
untuk persiapan lomba. Selain untuk membeli barang yang disukainya, Riwa suka memberikan selalu membawa pulang hadiah. Riwa juga kerap diberi uang tambahan ketika harus
mengikuti latihan untuk persiapan lomba. Selain untuk membeli barang yang disukainya,
Riwa suka memberikan
sebagian uangnya untuk Mak. Hal yang sama juga dilakukan kakak-kakak Riwa yang
sudah berhenti menjadi joki pacuan kuda sebab harus melanjutkan sekolah di ibu kota.
Anak-anak di kampung Riwa yang berumur tujuh sampai lima belas tahun banyak yang
menjadi juki, sebutan untuk joki cilik di Pulau Sumbawa.
“Mak, Minggu besok ada pacuan kuda, Riwa izin ikut tanding ya. Hadiahnya banyak, bisa
disimpan untuk bekal sekolah di ibu kota. Kata pelatih, ada pejabat ibu kota yang
membawa tamu untuk menonton.” Riwa mencoba meminta izin lagi pada mak.
Denta dan Beker Subuh
Denta Ke Beker Subuh
11