Page 21 - Modul_Menulis Cerita Bermuatan Kearifan Lokal Sasambo (Ria Saputri) Fix_Neat
P. 21
Cerita Pendek 3:
“Daripada sama Siti, lebih baik bersama kami berkeliling sekolah.” Fitri yang berbadan
"Eh kamu siapa, kita belum kenalan. Namaku Ara?" kata Ara menyodorkan tangannya pada Fitri.
tinggi mengajak Ara sambil memandang sinis pada Siti.
“Namaku Fitri, ini Fia dan Nur.” Fitri mengenalkan dirinya dan teman-temannya.
"Eh kamu siapa, kita belum kenalan. Namaku Ara?" kata Ara menyodorkan tangannya
“Baik teman-teman, jika begitu, mari keliling sekolah ini bersama-sama. Aku mau tahu letak
pada Fitri.
kantinnya, kamar mandinya, ruang gurunya dan tempat lainnya.” Ara mulai cerewet dengan teman-
“Namaku Fitri, ini Fia dan Nur.” Fitri mengenalkan dirinya dan teman-temannya.
teman barunya.
“Baik teman-teman, jika begitu, mari keliling sekolah ini bersama-sama. Aku mau tahu
“Ara, Kamu boleh keliling sama mereka. Aku mau di kelas dulu karena ada yang harus
letak kantinnya, kamar mandinya, ruang gurunya dan tempat lainnya.” Ara mulai cerewet
diselesaikan.” Siti menjawab terburu-buru.
kepada teman-teman barunya.
“Tapi janji ya, kamu nanti harus menyusul.” Ara mengiyakan saran Siti.
“Ara, Kamu boleh keliling sama mereka. Aku mau di kelas dulu karena ada yang harus
Bel masuk berbunyi dan semua siswa kembali ke kelas masing-masing. Ara yang dari tadi
diselesaikan.” Siti menjawab terburu-buru.
menunggu Siti menyusul mulai merasa aneh karena sepanjang keliling sekolah, Siti tidak menyusul
“Tapi janji ya, kamu nanti harus menyusul.” Ara mengiyakan saran Siti.
dan Fitri begitu banyak bercerita tentang keburukan Siti. Ara bergegas menemui Siti di kelas karena
Bel masuk berbunyi dan semua siswa kembali ke kelas masing-masing. Ara juga
merasa perlu menanyakan banyak hal. Ara sangat mengingat pesan ayah dan bunda supaya tidak
kembali ke kelas dengan rasa penasaran karena Siti yang ditunggu untuk menyusul tidak
boleh membeda-bedakan teman.
kunjung datang. Ara merasa perlu menanyakan banyak hal tentang cerita-cerita Fitri yang
“Siti, Aku menunggu kamu menyusul kami. Mengapa diam di kelas dan tidak bergabung dengan
buruk tentangnya. Ara sangat mengingat pesan ayah dan bunda supaya tidak boleh
yang lain saat keluar main?” Ara bertanya panjang seperti kereta api.
membeda-bedakan teman.
“A-Aku lebih suka di kelas, Ara,” jawab Siti gugup.
“Siti, Aku menunggu kamu menyusul kami. Mengapa diam di kelas dan tidak bergabung
“Jika begitu, nanti temani Aku ke kantin saat keluar main terakhir ya.”
dengan yang lain saat keluar main?” Ara bertanya panjang seperti kereta api.
“I-iya, Ra.”
“A-Aku lebih suka di kelas, Ara,” jawab Siti gugup.
Saat keluar main kedua, Ara kembali menarik tangan Siti untuk segera keluar kelas. Tetapi,
“Jika begitu, nanti temani Aku ke kantin saat keluar main terakhir ya.”
Fitri dan kedua temannya kembali memanggil Ara dan melirik tajam kepada Siti. Siti tertunduk dan
“I-iya, Ra.”
kembali ke kursinya. Ara semakin penasaran dan memaksa Siti menemaninya. Siti kelihatan
Saat keluar main kedua, Ara kembali menarik tangan Siti untuk segera keluar kelas.
ketakutan dan meminta Ara pergi bersama Fitri dan teman-temannya. Namun, Ara memutuskan
Tetapi, Fitri dan kedua temannya kembali memanggil Ara dan melirik tajam kepada Siti. Siti
untuk diam di kelas bersama Siti yang disambut muka sinis oleh Fitri.
tertunduk dan kembali ke kursinya. Ara semakin penasaran dan memaksa Siti
“Siti, hobimu apa? Kalau Aku suka menari, Aku juga ikut les dance waktu di Surabaya. Sayangnya
menemaninya. Siti kelihatan ketakutan dan meminta Ara pergi bersama Fitri dan teman-
harus berhenti karena ikut ayah bertugas ke sini.”
temannya. Namun, Ara memutuskan untuk diam di kelas bersama Siti yang disambut
“Aku juga suka menari, tetapi tari tradisonal, Ara. Hanya saja, aku tidak les. Belajar dari youtube
muka sinis oleh Fitri.
saja.”
“Siti, hobimu apa? Kalau Aku suka menari, Aku juga ikut les dance waktu di Surabaya.
“Wah, apakah kamu pernah ikut lomba?” Ara tidak menyangka teman sebangkunya juga suka
Sayangnya harus berhenti karena ikut ayah bertugas ke sini.”
menari.
15