Page 37 - eBOOK PANCASILA
P. 37
19. Harus Ikhlas Berbuat Kebajikan dan Ikhlas Menerima Kenyataan
Sumber Dari Kitab Suci Al Qur`an
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang
ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan
kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus ? Dan Allah mengambil
Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (Al Qur’an surat (04) An-Nisaa’ ayat 125).
“Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan
berpegang teguh pada (Agama) Allah) dan tulus ikhlas (mengerjakan)
agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang
yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang
beriman pahala yang besar.” (Al Qur’an surat (04) An-Nisaa` ayat 146).
dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan
tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik.
(Al Qur’an surat (10) Yunus ayat 105).
Sumber Dari Hadits Nabi Muhammad Saw.
“Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali amal yang tulus-ikhlas dan
mencari keridhaannya.” (Hadits riwayat An-Nasa’i)
Sumber Dari Al Kitab Agama Kristen Protestan
"Barangsiapa menampar pipimu yang satu berikanlah juga kepadanya pipimu
yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia
mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu,
dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil
kepunyaanmu." (Lukas 6:29-30)
Sumber Dari Al Kitab Agama Katolik
“Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan
hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya
dengan rajin; siapa yang menunjukan kemurahan, hendaklah ia melakukannya
dengan suka cita.” (Roma 12:8b)
”Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan
hal itu, seperti yang dilakukan oleh orang-orang munafik di rumah-rumah ibadat
dan lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang.” (Matius 6:2)
Sumber Dari Kitab Suci Agama Buddha
“Merasa puas, mudah dilayani, tidak sibuk, sederhana hidupnya, tenang
indranya,berhati-hati. Tahu malu, tidak melekat pada keluarga.” (Karaniya Metta
Sutta Bait 2)
“Barangsiapa bermaksud ingin mencapai Yang Tak Dinyatakan (Nibbana), yang
pikirannya tergetar dengan tiga Hasil Kesucian, yang batinnya tidak lagi
terikat oleh kesenangan indra, orang seperti itu disebut “yang telah hilir arus
kehidupan.”(Dhammapada Piya Vaga Bab XVI :10)
PANCASILA 26