Page 15 - Sinar Tani Edisi 4106
P. 15
15
Edisi 15 - 21 Oktober 2025 | No. 4106 Tahun LVI
Penggilingan Padi
Ramah Lingkungan,
Bawa Muhadi Terbang ke Vietnam
Konsistensi Muhadi, petani asal Desa Dlingo, emisi hingga 1,04 ton CO₂ per bulan,
biaya produksi juga lebih hemat
Mojosongo, Boyolali, membuahkan hasil. Berawal sekitar Rp 2 juta. “Tujuan utama kami
dari rintisan kecil di 2005, kini kelompok taninya tidak adalah menciptakan rantai pasok
hanya menghasilkan padi organik bersertifikat, beras yang lebih ramah lingkungan,
menurunkan
biaya
produksi,
tetapi juga mengoperasikan penggilingan beras meningkatkan kualitas beras, serta
ramah lingkungan berteknologi low carbon rice. memberi manfaat bagi petani dan
lingkungan,” ungkap Muhadi.
Meski peralatannya serupa
enyum sumringah ter- usahanya berkembang. Pada 2011, dilepas ke pasar. Sisanya diproses dengan Rice Milling Unit (RMU) pada
pancar dari wajah kelompoknya berhasil meraih menjadi beras sehat untuk konsumsi umumnya, penerapan konsep low
Muhadi, petani sekaligus sertifikat organik. Dari lahan awal sendiri. “Dulu petani menjual semua carbon rice terletak pada praktek
pengusaha penggilingan seluas 39,8 hektar, kini sudah meluas gabah, lalu justru membeli beras efisiensi energi dan pertanian
padi asal Desa Dlingo, menjadi 47 hektar. lain untuk dimakan. Sekarang tidak berkelanjutan. Beberapa peralatan
SKecamatan Mojosongo, “Sarana produksi berupa benih begitu lagi. Kami pastikan petani di penggilingan ini merupakan
Kabupaten Boyolali. Saat ditemui dan pupuk organik kami pinjamkan bisa menikmati beras sehat hasil bantuan dari Pemda Boyolali dan
tim Masyarakat Petani dan Pertanian dari kelompok. Setelah panen, gabah tanamannya sendiri,” tuturnya. Bank Indonesia.
Organik Indonesia (Maporina) Jawa dibeli oleh kelompok dengan sistem Inovasi lain yang membuat Dengan mesin yang terawat baik,
Tengah, pria 54 tahun ini mengaku potong pinjaman saprodi. Sekarang, kelompok ini menonjol adalah kapasitas produksi bisa mencapai
bangga karena perjuangan yang kelompok tani yang ikut juga semakin pengelolaan penggilingan padi. 3 ton beras per hari, tergantung
ia tekuni sejalan dengan visi-misi banyak, tidak hanya dari Pangudi Unit penggilingan milik Pangrukti stok gabah yang tersedia. Dengan
Maporina dalam mengembangkan Bogo tapi juga dari Pangudi Rahayu,” Bogo sudah menerapkan konsep low konsistensinya, kelompok tani
pertanian organik di Indonesia. jelas Muhadi. carbon rice, yaitu proses penggilingan ini sudah mengantongi berbagai
Sejak 2005, Muhadi bersama Salah satu terobosan penting yang ramah lingkungan dengan penghargaan dari sejumlah lembaga.
Kelompok Tani Paguyuban Petani yang dilakukan kelompok ini adalah mengurangi emisi gas rumah kaca. Bahkan, Muhadi pernah diundang
Peduli Lingkungan Lestari Lumbung manajemen hasil panen. Jika Mesin diesel yang boros energi mengikuti muhibah ke Vietnam
Bogo mulai merintis pertanian sebelumnya hampir semua gabah diganti dengan mesin berbasis untuk berbagi pengalaman.
padi organik. Perlahan tapi pasti, dijual, kini hanya 60 persen yang listrik. Hasilnya, selain menekan Djoko W/Herman
A GRIUSAHA
Nelia, Minuman Rempah
Resep Sang Nenek
Wabah Pandemi Covid-19 yang sempat melanda memilki reseller di wilayah tersebut.
Dalam seminggu, Nelia mampu
Indonesia membuat masyarakat lebih banyak menjual hingga 300 botol dengan
mengonsumsi minuman peningkat daya tahan omzet Rp 5 juta.
Waktu Covid 19, ia mengaku belum
tubuh. Salah satunya minuman rempah. Siapa memahami cara pemasaran. Saat
sangka, berawal untuk pengobatan pribadi, Nelia itu ia masih menjual dengan cara
kini menekuni bisnis minuman kesehatan. tradisional dari mulut ke mulut dan
kemasannya masih menggunakan
elia (43), ibu tiga masalah perut juga bisa mencegah bungkus plastik. “Awalnya saya
anak kini memiliki masuk angin juga. Minuman rempah pakai botol minuman kemasan
usaha PT. Gazzha ini bisa diterima juga anak-anak yang saya ambil dari pengepul.
Food Kuningan yang remaja,” ujarnya. Bahkan saya belum kenal stiker dan
beralamat di Kp. Wage Khusus untuk coffe break sendiri, lain-lain, saya masih awam,” katanya. Nelia bercerita, awalnya mem-
NMekarjaya RT 08/RW Nelia ciptakan untuk vitalitas pria Nelia kemudian mengikuti bangun usaha minuman rempah ini
04 Desa Gunung Keling Kec. Cianjur dengan rasa yang tidak pahit. “Coffee pelatihan mengenai produk pangan. ketika banyak anggota keluarga yang
Jawa Barat 45552. Jenis minuman break cleng adalah yang banyak dicari Dalam pelatihan ia mengakui men- terkena Covid-19. Saat itu dirinya tidak
rempah yang dibuatnya yakni, teh pria karena dapat meningkatkan dapatkan pelajaran bagaimana kemana-mana, kebetulan minuman
bedulan. “Minuman rempah ini vitalitas pria dan mematangkan sel menge lola produk pangan hingga rempah ini adalah resep warisan dari
saya ciptakan berawal saat wabah sperma dan meningkatkan libido. penge masan dan cara memasarkan. nenek.
Covid-19 yang bahan bakunya kunyit Permintaannya paling banyak di “Mulai dari disitu, alhamdulillaah “Lalu saya buat dan alhamdulillah
asem,” katanya kepada Tabloid Sinar masyarakat,” tuturnya. sampai saat ini produk kami banyak sekeluarga bisa sembuh dari Covid-19
Tani beberapa waktu lalu. Dirinya terus berinovasi men- di pasaran. Bahkan kami sudah dan sehat lagi. Teman-teman tanya,
Jenis minuman kesehatan lain- ciptakan agar minuman rempah ini mempunyai gerai UMKM,” katanya. saya pakai apa? Saya bilang saya
nya yakni coffe break; passion makin disukai semua kalangan. Soal Pada awal memasarkan, Nelia pakai rempah saja. Lalu teman saya
juice; dan wedang uwuh. Selain harga jual, Nelia mengatakan, harga bercerita dirinya tidak mengenakan minta dan saya kirimkan minuman
minuman dalam kemasan botol, yang dirinya tawarkan juga sangat biaya pengiriman (free order). Namun rempahnya karena mereka juga
Nelia juga menjual minuman dalam murah, mulai dari Rp 20 ribu -25 ribu. produknya hanya tahan 4 hari saja, terkena Covid-19 dan alhamdulillaah
bentuk campuran rempah kering Minuman rempah yang dibuat tidak seperti produk makanan kering sembuh,” tuturnya mengenang masa
dan diseduh dahulu menggunakan Nelia kini sudah dikirim ke beberapa yang lebih tahan lama. “Ramuan saya pandemi Covid-19 yang menerpa
air panas. “Manfaatnya banyak, daerah di Indonesia seperti Palu akhirnya mulai banyak dikenal, lambat Indonesia pada tahun 2021-2023.
selain menambah imun mengatasi dan Papua. Bahkan, ia juga sudah laun banyak permintaan,” ujarnya. Echa/Yul