Page 5 - Cerpen Serpihan Asa Shafea
P. 5

Papa ada urusan bisnis di luar kota.” Jawab Kenes. Kami pun berangkat dan dalam
                        mobil kami pun berbincang dan tanpa sadar akupun mengutarakan secercah asaku

                        pada  sahabatku  kenes.  “Kamu  tahu  tidak  jika  bulan  depan  pada  festival  tari
                        internasioanl  yang  dilaksanakan  di  Tokyo,  merupakan  cita-citaku  dan  harapan

                        orang tuaku agar aku bisa menang dan mengharumkan nama keluarga.” Ujarku.

                        Tiba-tiba  kenes  pun  menjawab,  “Aku  yakin  jika  kesempatan  itu  akan  datang
                        kepadamu,  dan  pegang  janjiku  bahwa  kamu  pasti  terpilih  serta  dapat

                        mengharumkan nama keluargamu dan sekolah kita.” Kamipun membuat komitmen
                        akan berlatih dengan sungguh-sungguh agar dapat menjadi kebanggaan bagi orang

                        tercinta disekitar kami. Tak teras waktu berlalu dan kami pun tiba di sekolah.

                            Di depan pintu gerbang sekolah kami bertemu dengan teman kita yang juga
                        merupakan siswa dengan prestasi yang luar biasa. Akupun menyapanya, “Selamat

                        pagi  Alika,  bagaimana  kabarmu  hari  ini?”  ternyata  dia  hanya  tersenyum  dan
                        menjawab dengan suara lirih sekali tanpa melihatku. Sahabatku memberikan alasan

                        untuk itu semua, “mungkin Alika hari ini lagi tidak dalam kondisi prima jadi dia

                        menjawab  sapaan  kamu  dengan  begitu.”  Kata  Kenes  sambil  menggandeng
                        tanganku. Tapi sebenarnya akupun sadar mungkin kami adalah kompetitor dalam

                        seleksi ekskul tari di sekolah.
                            Setelah jam sekolah selesai kami pun bergegas ke sanggar tari yang berada di

                        sebelah ruang guru, ternyata Bu Intan telah menunggu kami di sanggar. “Selamat
                        siang  Bu  Intan.”  Ucapku  dan  Kenes  bersamaan.  “Selamat  Siang  dan  selamat

                        bergabung dalam seleksi kali ini.”Jawab Bu Intan dengan ramah. Beliau pun tak

                        lama sambil menunggu teman yang belum bergabung menjelaskan peraturan dan
                        tata tertib selama seleksi berlangsung. Akupun terkejut sambil memegang tangan

                        sahabatku  seketika  saat  Bu  Intan  menjelaskan  bahwa  yang  berangkat  nantinya
                        hanya dua anak terbaik dan berbakat yang mewakili sekolah dalam Festival Tari

                        Internasional di Tokyo. “ Ada apa Shafea?” Tanya Kenes. “Aku takut jika nanti aku
                        tidak  bisa  menampilkan  yang  terbaik,  padahal  ini  adalah  kesempatanku  yang

                        terakhir sebelum kita lulus dari sekolah ini. Kamu juga mengetahui jika ini adalah

                        cita-cita terbesarku.” Jawabku sambil  gemetar.  Seketika itu juga  Kenes sebagai
                        sahabat terbaik menguatkan dan memotivasiku untuk tetap tenang dan yakin pada

                        kemampuanku sendiri. “Shafea, Kenes dan Alika waktu kalian untuk menunjukkan





                                                                                                      2
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10