Page 6 - Cerpen Serpihan Asa Shafea
P. 6
kemampuan kalian bertiga menari dengan iringan musik yang sudah disiapkan oleh
Bu Guru.” Instruksi Bu Intan sontak mengagetkan kami berdua.
Aku teringat dengan pesan Papa untuk tetap yakin pada doa orang tua yang
selalu menyertaiku dan kemampuanku serta harus bersungguh-sungguh dalam
bertindak. Aku dan sahabatku Kenes maju dan bersiap untuk menari dan tak
kusangka Alika berdiri di sampingku sambil berkata,”Aku akan mengalahkan kamu
dalam seleksi kali ini dengan berbagai cara. Karena anak seperti kamu tidak cocok
untuk mewakili sekolah kita.” Tanpa menjawab perkataannya aku pun harus fokus
dengan aba-aba Bu Intan dan iringan musiknya. Setelah itu aku menari dengan
segala kemampuan dan keyakinanku akan keberhasilan dan kesuksesan hari ini
karena sudah mendapatkan restu orang tua.
Setelah iringan musik berhenti tak kusadari semua teman dan Bapak Ibu guru
yang menyaksikan bertepuk tangan atas tarian kita bertiga yang telah kami lakukan.
Selang beberapa waktu setelah penampilan semua temanku, waktunya Bu Intan
mengumumkan lima siswa terbaik akan mengikuti latihan selama satu bulan untuk
mempersiapkan diri. “Alika, Kenes, Sabrina, dan Stefani kalian lolos seleksi.” Bu
Intan berkata. Seketika aku pun langsung lemas tak bertenaga dan sambil
bergumam, “akankah serpihan asaku ini akan tercapai?” Tak kusangka ternyata Bu
Intan masih menyebutkan satu peserta lagi. “Dan yang terakhir adalah Shafea.”
Kata Bu Intan. Seketika aku berdiri dan langsung berlari menuju barisan sahabatku
Kenes serta memeluknya. Kamipun berbangga diri dan sangat bahagia bahwa
selangkah lagi asaku akan menjadi kenyataan. “Selamat kalian berlima akan
berlatih selama satu bulan dan dua terbaik dari kalian akan berangkat mewakili
sekolah. Sekarang kalian boleh pulang dan bersiap-sipa besuk merupakan latihan
perdana buat kalian dengan jenis tari yang berbeda. Selamat siang dan sampai
jumpa besok.” Kata Bu Intan mengakhiri seleksi.
Aku dan sahabatku berlari menuju taman sekolah untuk makan siang bekal
yang dibawakan ibuku. “Nes, kamu harus berhasil dalam kesempatan ini karena
sesuai informasi yang aku dapat siapapun yang berangkat dan menang akan
mendapatkan beasiswa untuk masuk ke SMPN 1.” Ujarku sambil membuka bekal.
“Aamiin, semoga kita berdua bisa mewakili sekolah, dan aku berjanji pada kamu
Shafea bahwa kamu akan menjadi kebanggaan sekolah kita.” Sahut Kenes. Selesai
3

