Page 145 - kumpulan jurnal integrasi Kelas A
P. 145
dalam pembelajaran IPA dapat dilakukan dengan mengintegrasikan antara materi
pembelajaran dengan lingkungan sehingga kearifan lokal batik basurek sangat
cocok diimplementasikan dalam pembelajaran siswa SMP.
Batik merupakan salah satu pakaian tradisional-modern yang ada di
Indonesia. Pada masa sekarang telah berkembang menjadi pakaian yang sering
dipakai masyarakat Indonesia pada acara-acara formal, dalam perkembangannya
batik telah menjadi pakaian yang dimiliki hampir seluruh masyarakat Indonesia
bahkan hampir setiap daerah mempunyai ciri khas tersendiri, salah satunya adalah
Bengkulu yang dikenal dengan nama “Batik Besurek”. Karya ini telah dikenal luas
oleh masyarakat, karena pakaian ini telah menjadi pakaian dinas wajib bagi
Pegawai Negeri Sipil serta menjadi pakaian pada siswa sekolah pada hari tertentu.
Pada daerah lain, yang menjadikannya unik karena berbagai motif yang
dimiliknya, akan tetapi ciri khas pada batik ini adalah motif kaligrafi.
Kain Batik Basurek merupakan salah satu kearifan lokal yang terdapat di
provinsi Bengkulu. Bila ditelaah dari pengertian sendiri batik besurek terdiri atas
2 kata yaitu “batik” dan “besurek”. Batik merupakan kata yang berasal dari bahasa
Jawa dan terdiri dari gabungan dua kata yaitu ”amba”, yang artinya “menulis” dan
“titik” yang artinya “titik”. Kata batik juga berasal dari kata “Ambatik” yang
memiliki arti “kain dengan titik-titik kecil”. Sedangkan kata “besurek” berasal dari
bahasa Bengkulu “besurek”, artinya tulisan. Motif utama pada kain ini yaitu motif
kaligrafi, selanjutnya berkembang menjadi motif-motif yang lain seperti corak
yang diambil dari huruf-huruf Arab. Kaligrafi pada besurek memiliki desain motif
yang dapat dibaca tetapi tidak mempunyai makna, hal ini berfungsi agar dapat
dipakai dalam kesempatan apapun (Muria, Kamaludin, Gushevinalti. 2016:2).
Motif pada kain batik basurek terdiri dari berbagai macam corak yang unik
dan menarik. Menurut Wisman dan Hiasa (2021) Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan tentang Analisis Semiotika Pada Motif Batik Besurek sebagai
Upaya Pelestarian dan Alternatif Bahan Ajar Bahasa Indonesia maka dapat
disimpulkan sebagai berikut: (1) Motif kaligrafi mengandung makna filosofis
agama Islam, (2) Motif rafflesia mengandung makna kesuburan bumi Bengkulu
yang harus disyukuri, (3) motif burung kuau mengandung makna keindahan, (4)
Motif relung paku mengandung makna filosofi yang melambangkan bahwa hidup
seperti roda, terkadang berada di bawah dan terkadang berada di atas, (5) motif
rembulan mengandung makna filosofi yang melambangkan kekuasaan Allah, dan
(6) semiotika batik Besurek sebagai upaya pelestarian dan alternatif bahan ajar
bahasa Indonesia. Pemilihan warna pada motif batik Basurek menggunakan warna
warna yang cerah seperti warna merah, oranye, biru, ungu, hijau, cokelat, dan
warna lainnya. Pemilihan warna cerah ini bertujuan memberikan kesan khas yang
hanya dimiliki oleh batik Basurek.
Proses pembuatan Kain Batik Basurek Bengkulu pada umumnya sama
dengan jenis kain batik lainnya. Pada awalnya proses pembuatan kain batik ini
masih bersifat Tradisional atau batik tulis yang dikerjakan secara manual
menggunakan tangan. Hal ini diperkuat dengan pendapat setiawan, dkk (2018)
menjelaskan bahwa batik tulis merupakan suatu karya seni yang pengerjaannya
menggunakan alat yang disebut dengan canting, fungsinya untuk menerakan
malam atau lilin pada kain sesuai bagian-bagian tertentu yang sudah direncanakan.
Pengrajin batik yang ada di rumah batik sebagian besar adalah perempuan,
walaupun terdapat laki-laki, tetapi jumlahnya tidak sebanyak
140