Page 104 - Perspektif Agraria Kritis
P. 104
Bagian I. Pendahuluan
sosial ini apabila benar-benar ingin memberikan respon yang
adekuat terhadap tantangan akses dan ancaman eksklusi.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Setelah bab pertama yang berisi pengantar teoritis
(Bagian I ini), bab-bab selanjutnya akan mengangkat tiga
ranah kajian yang kesemuanya akan mencakup pembahasan
lima kasus yang mewakili. Dalam menganalisis lima kasus ini,
beberapa konsep dan teori yang telah dipaparkan di atas
sedikit banyak akan diterapkan sebagai kerangka analisis.
Ranah yang pertama adalah “kajian kebijakan” yang
terdiri atas tiga kasus, yaitu reforma agraria, pembaruan tata
pengurusan agraria dan pembaruan desa. Kasus reforma
agraria dan pembaruan tata pengurusan agraria dibahas dalam
Bagian II yang terdiri atas tiga bab. Pada bab kedua,
dipaparkan kritik atas kecenderungan penyempitan makna
reforma agraria yang berlangsung selama ini. Dari sini lantas
diusulkan satu kerangka untuk menilai apa hakikat reforma
agraria yang “sejati” dan bagaimana memperluas maknanya
kembali. Bab ketiga lebih lanjut membahas bagaimana reforma
agraria bisa menjamin keberlanjutan tenurial. Untuk ini, ada
empat pilar reforma agraria yang harus diwujudkan, yakni
jaminan akses, perlindungan hak, perlindungan sistem
produksi, dan perlindungan ekosistem. Selanjutnya pada bab
keempat dibahas apa perbedaan penekanan antara reforma
agraria dan pembaruan tata pengurusan agraria, sekaligus di
mana letak komplementaritas di antara keduanya.
Bagian III akan membahas kasus pembaruan desa.
Pada bab kelima diajukan kritik atas Undang-Undang Desa
No. 6 Tahun 2014, khususnya terkait ketentuan mengenai
sumber-sumber agraria yang ada di dalamnya. Kritik ini
dilakukan dengan memproblematisasi UU Desa ini dari
39