Page 99 - Perspektif Agraria Kritis
P. 99
Perspektif Agraria Kritis
Dengan menggunakan teori akses ini, “perspektif
agraria kritis” dapat melakukan grounded analysis mengenai
“siapa sajakah yang nyata-nyata dapat mengambil manfaat
dari sesuatu hal, dan melalui proses-proses macam apakah
mereka dapat melakukan hal tersebut” (Ribot & Peluso 2003:
154). Dalam kaitan ini Ribot & Peluso membedakan dua
kategori mekanisme akses, yaitu: right-based access dan
structural and relational access mechanisms. Kategori pertama
mencakup mekanisme akses yang ditegakkan oleh sanksi-
sanksi hukum, adat istiadat, dan konvensi (baca: legal access);
akan tetapi, mencakup pula mekanisme akses yang diperoleh
melalui cara-cara yang melanggar hak-hak tersebut, misalnya
pencurian (baca: illegal access). Sedangkan kategori yang kedua
adalah kekuatan struktural dan relasional yang menentukan
bagaimana suatu akses dapat diraih, dikontrol dan
dipertahankan. Hal ini mencakup beberapa faktor sebagai
berikut: teknologi, modal, pasar, tenaga kerja dan peluang
kerja, pengetahuan, otoritas, identitas sosial, serta relasi-relasi
sosial yang lain (ibid.: 161-162).
Dalam pergulatan nyata, keberadaan himpunan dan
jejaring kekuatan akses yang dirinci di atas (baik yang berbasis
hak maupun yang bersifat relasional) tidak lantas memberi
seseorang kemampuan untuk menarik manfaat dari suatu hal
dengan serta merta. Sebab, pada saat yang sama ia juga harus
berhadapan dengan konstelasi kekuatan yang menghalangi-
nya dari memperoleh manfaat tersebut; atau, dengan kata lain,
membuatnya terancam tidak mendapatkan akses. Dengan
begitu, istilah akses ini lebih tepat dipahami sebagai “tantangan
akses”—sesuatu yang aktualisasinya masih menuntut suatu
perjuangan, alih-alih peluang yang tinggal dipetik.
Oleh Hall et al (2010), konstelasi kekuatan yang
menghalangi seseorang dari memperoleh akses ini disebut
powers of exclusion atau “kekuatan-kekuatan eksklusi”.
Terdapat empat macam kekuatan ekslusi yang mereka
34