Page 96 - Perspektif Agraria Kritis
P. 96

Bagian I.  Pendahuluan



                     Berdasarkan pemahaman konsep  governance semacam
              ini, maka agenda pembaruan tata pengurusan agraria—alih-
              alih sebatas masalah teknis dan manajerial belaka—dipahami di
              sini sebagai sebuah agenda perjuangan sosial (social struggle)
              tersendiri. Agenda ini menuntut untuk digulirkan di berbagai
              ranah, seperti kebijakan maupun gerakan civil society.

                     Sejalan dengan empat kategori persoalan agraria yang
              telah dikonstruksikan sebelumnya, agenda perjuangan sosial
              untuk melakukan pembaruan tata pengurusan agraria ini juga
              terdiri  atas  empat  komponen  seperti  diuraikan  berikut  ini.
              Pertama adalah pembaruan untuk menguatkan, merekognisi
              dan  melindungi  penguasaan  dan  pemilikan  sumber-sumber
              agraria  yang  sudah  berada  di  tangan  rakyat.  Kedua  adalah
              pembaruan untuk mengoreksi ketimpangan penguasaan dan
              pemilikan sumber-sumber agraria serta menjamin akses yang
              lebih adil atas sumber-sumber agraria dimaksud. Lalu, ketiga,
              adalah  pembaruan  dalam  rangka  merombak  relasi-relasi
              produksi dan distribusi surplus yang tidak adil. Dan terakhir
              adalah pembaruan dalam rangka menjalankan penataan ruang
              dan  pendayagunaan  sumber-sumber  agraria  yang  lebih
              menjamin produktivitas dan keberlanjutan.

                     Seperti  terlihat,  keempat  komponen  pembaruan  ini
              secara berturut-turut merupakan respon yang bersifat korektif
              (dalam  bentuk  kebijakan  maupun  gerakan  sosial)  dalam
              rangka  mengatasi  empat  persoalan  agraria  yang  telah
              dipaparkan  pada  bagian  sebelumnya.  Pada  tujuan  akhirnya,
              kesemua  upaya  pembaharuan  tata  pengurusan  agraria  ini
              diarahkan  untuk  mewujudkan  struktur  agraria  yang  adil,
              hubungan produksi yang setara, dan ekosistem yang lestari.

                     Secara  skematis  hal  ini  dapat  diilustrasikan  dalam
              Gambar 1.4 di bawah ini.



                                           31
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101