Page 103 - Perspektif Agraria Kritis
P. 103
Perspektif Agraria Kritis
Menginsyafi keniscayaan sosial di atas, maka penting
untuk menerima kedua hal ini—akses dan eksklusi—sebagai
dua tantangan yang saling berkaitan dan yang harus direspon
secara simultan pula. Di sinilah justru terletak urgensi dari
perjuangan sosial dalam pembaruan tata pengurusan agraria
yang digerakkan oleh aksi kolektif untuk sebesar mungkin
mewujudkan akses dan pada saat yang sama sejauh mungkin
menghindarkan eksklusi. Kedua tindakan kolektif ini—di sini
diistilahkan sebagai “perjuangan akses” dan “perjuangan
kontra-eksklusi”—tidaklah saling meniadakan satu sama lain,
melainkan lebih mencerminkan pilihan aksentuasi tindakan
pembaruan sesuai jenis tantangan mendesak yang sedang
dihadapi. Seperti ditegaskan Shohibuddin et al (in press):
“Pasangan dua tindakan kolektif ini … harus
sama-sama dilaksanakan secara serentak,
justru karena menyadari bahwa kekuatan akses
dan eksklusi tidak pernah terpisahkan satu
sama lain. Oleh karena itu, respon yang
adekuat terhadap kedua tantangan ini haruslah
melibatkan kombinasi perjuangan akses dan
kontra-eksklusi. Yang membedakan adalah
soal prioritas dan strategi: dalam situasi apa,
kapan, dan pada level mana perjuangan akses
lebih ditonjolkan; atau sebaliknya, perjuangan
kontra-eksklusi yang justru harus lebih
dikedepankan.”
Perjuangan akses terutama mendesak pada situasi-
situasi semacam ini: ketika manfaat ekonomi maupun politik
dari sumber-sumber agraria belum diperoleh sama sekali, atau
sudah diperoleh tetapi dalam kondisi amat timpang.
Sebaliknya, perjuangan kontra-eksklusi terutama sekali
dibutuhkan dalam situasi ketika manfaat yang sudah diperoleh
itu dalam kondisi rentan (insecure) atau berada dalam ancaman
eksklusi. Demikianlah, empat komponen pembaruan yang
diulas di atas harus memadukan pasangan strategi perjuangan
38