Page 111 - Perspektif Agraria Kritis
P. 111
Perspektif Agraria Kritis
Selain itu, konsepsi reforma agraria juga terlampau
terfokus pada aspek (re)distribusi atas sumber-sumber agraria.
Akibatnya, perhatian pada perlindungan ekosistem kerapkali
terabaikan. Tidak heran pelaksanaan reforma agraria oleh
pemerintah ini kerap mengundang kritik “sekedar bagi-bagi
tanah!”.
Penyempitan makna reforma agraria ini juga terjadi di
dalam praktik. Sebagai misal, semua legalisasi atas penguasaan
tanah yang sudah dikuasai oleh masyarakat sering dilaporkan
sebagai pelaksanaan reforma agraria. Hal ini biasanya dilakukan
pemerintah atas semua pemberian tanah negara kepada petani
penggarap. Padahal, legalisasi itu dilakukan tanpa terlebih
dahulu mendemokratisasikan struktur ketimpangan yang
mungkin terjadi di antara warga masyarakat itu sendiri,
ataupun antara masyarakat dengan pihak-pihak luar.
KONSEP DASAR REFORMA AGRARIA
Secara konseptual, reforma agraria harus dipahami
sebagai upaya untuk mewujudkan demokratisasi relasi-relasi
sosial agraria yang timpang dan eksploitatif, dengan
pemihakan nyata kepada kelompok miskin, sekaligus
menjamin keadilan antar-generasi. Dari sisi subjek, relasi-
relasi ini bisa berlangsung antar-orang, antar-kelompok atau
kelas sosial, maupun antara masyarakat dengan badan hukum
atau instansi pemerintah. Relasi-relasi tersebut menyangkut
akses dan pemanfaatan atas sumber-sumber agraria yang tidak
terbatas pada tanah, tetapi juga air dan mineral yang
dikandungnya, produk-produk seperti sumber daya hutan dan
tanaman di atasnya, dan demikian juga surplus yang
dihasilkan dari pengusahaannya.
Akses dan pemanfaatan semacam ini mencakup
hubungan penguasaan, sewa menyewa dan bagi hasil atas
46