Page 136 - Perspektif Agraria Kritis
P. 136

III. Pembaruan Desa dari Perspektif Agraria











                                          5



                                     UU DESA:
                            AKSES ATAU EKSKLUSI?






                     Banyak  pihak  menyematkan  harapan  yang  demikian
              besar kepada UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (untuk
              selanjutnya  disingkat  UU  Desa),  terlepas  dari  berbagai
              keterbatasan yang ada pada UU ini. Hal ini dapat dimaklumi,
              karena  UU  ini  berhasil  membalikkan  secara  drastis  relasi
              negara-desa. Desa kini bukan lagi bagian dari rezim otonomi
              daerah,  sebagaimana  ditetapkan  dalam  beberapa  regulasi
              sebelumnya mengenai sistem pemerintahan daerah. Alih-alih,
              dalam  UU  ini  desa  merupakan  sebuah  pemerintahan
              masyarakat yang dapat diatur melalui sistem yang beragam,
              termasuk desa adat.
                     Dengan pembalikan relasi semacam di atas, UU Desa
              berhasil  menyediakan  peluang  legal  yang  lebih  besar  bagi
              warga  desa  untuk  dapat  mengakses  proses  politik  desa,
              sumber  daya  di  desa,  maupun  manfaat  seluas-luasnya  dari
              pembangunan desa. Hal ini setidaknya dijamin melalui lima
              pokok  pembaruan  desa  sebagai  berikut:  (1)  keragaman  sistem
              desa,  (2)  kewenangan  desa  berdasarkan  prinsip  rekognisi  dan
              subsidiaritas, (3) penguatan aset desa dan keuangan desa, (4)
              perencanaan desa secara terpadu yang memadukan perspektif
              “desa membangun’’ dan “membangun desa’’, dan terakhir (5)



                                           71
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141