Page 81 - Perspektif Agraria Kritis
P. 81

Perspektif Agraria Kritis


              langsung dan pemegang merk dagang, produsen langsung dan
              penyedia pasar sertifikasi, pria dan wanita, dan sebagainya.

                     Seperti  terlihat,  pertanyaan  kedua  dari  Bernstein  ini
              pada dasarnya terkait dengan relasi sosial agraria kedua dan
              ketiga,  yaitu  mengenai  penggunaan  dan  pemanfaatan  sumber
              agraria tertentu serta pembagian kerja dan hubungan produksi
              yang  berlangsung  di  dalamnya.  Di  sinilah  dapat  ditemukan
              berbagai corak relasi produksi yang sangat bervariasi baik dari
              segi  kategori  maupun  manifestasi  konkretnya.  Beberapa
              kategori  yang  dapat  diidentifikasi  antara  lain:  relasi-relasi
              perburuhan  (misalnya  berupa  pertukaran  tenaga  kerja,
              curahan  kerja  dengan  imbalan  hak  memungut  panen,  upah
              harian dalam bentuk uang, dan bahkan relasi perbudakan di
              masa  lampau);  relasi-relasi  penyakapan  atau  tenancy  (seperti
              bagi  hasil,  sewa  menyewa,  dan  lain-lain);  relasi-relasi  inti
              dengan plasma (yakni integrasi vertikal petani dengan sistem
              perkebunan  berbasis  korporasi  dalam  berbagai  skemanya);
              relasi-relasi contract farming (yakni beragam skema kontrak
              untuk  menghasilkan  komoditas  pertanian  tertentu  dengan
              standar  produksi  yang  telah  ditentukan);  dan,  last  but  not
              least,  berbagai  skema  pendisiplinan  petani  produsen  untuk
              menghasilkan berbagai macam komoditas terspesialisasi yang
              berbasis  rezim  sertifikasi  (seperti sertifikasi  produk organik,
              produk halal, fair trade, rain forest, dan lain-lain).
                     Pertanyaan  ketiga  dan  keempat  adalah  konsekuensi
              lebih lanjut dari pertanyaan kedua di atas. Pertanyaan ketiga
              menyangkut  pembagian  secara  sosial  atas  hasil  dari
              pembagian kerja dan relasi produksi di atas di antara pihak-
              pihak  yang  terlibat  di  dalamnya.  Seperti  diingatkan  Bernstein
              (2010:  23),  pengertian  hasil  kerja  yang  dimaksudkan  di  sini
              tidak  sebatas  apa  yang  biasa  disebut  sebagai  “pendapatan”
              (baik berupa natura maupun cash), akan tetapi juga pangan
              yang diproduksi oleh petani untuk dikonsumsi sendiri (rumah
              tangga petani adalah unit produksi dan konsumsi sekaligus),


                                           16
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86