Page 79 - Perspektif Agraria Kritis
P. 79
Perspektif Agraria Kritis
Tentu saja, ketiga kategori subjek ini merupakan sebuah
penyederhanaan karena secara faktual pihak-pihak yang merasa
berkepentingan dalam dua jenis relasi agraria di atas bisa jauh
lebih banyak lagi. Misalnya saja, di barisan komunitas mungkin
saja berhimpun jejaring pendukung yang mencakup LSM,
akademisi, agamawan, para tokoh publik, dan lain sebagainya.
Komunitas itu sendiri bisa membangun aliansi yang melintasi
batas-batas lokalitas dan bahkan bisa berjangkauan global
(seperti aliansi petani sedunia, La Via Campessina). Pemerintah
sendiri tidak sepenuhnya merupakan satu entitas yang otonom
karena dalam kenyataannya harus tunduk pada rezim regulasi
global maupun regional, seperti perjanjian perdagangan bebas
dan pasar terbuka. Sektor bisnis, lebih-lebih, adalah kategori
subjek agraria yang paling kompleks dan pada saat yang sama
paling menentukan karena kekuatan finansialnya yang sangat
besar dengan gurita jaringannya yang bersifat mondial.
EMPAT PROSES DALAM RELASI SOSIO-AGRARIA
Relasi-relasi sosial di antara subjek-subjek agraria—
dalam kaitan dengan relasi teknis masing-masing dengan
sumber-sumber agraria—pada dasarnya berkisar di sepanjang
empat proses sebagai berikut:
1. Penguasaan dan pemilikan sumber-sumber agraria;
2. Penggunaan dan pemanfaatan sumber-sumber agraria;
3. Pembagian kerja dan relasi produksi yang berlangsung di
dalamnya; dan
4. Penciptaan surplus dari ketiga proses tersebut beserta
dinamika akumulasi, ekspansi dan distribusinya (lihat
Gambar 1.1 di atas).
Keempat relasi sosial agraria ini pada dasarnya terkait
erat dengan lima pertanyaan kunci di dalam studi agraria.
Empat pertanyaan yang pertama diajukan oleh Bernstein
14