Page 45 - E-modul Mikrobiologi Pangan
P. 45

Gastroenteritis oleh Bacillus cereus

                    Spora dan sel B. cereus umumnya terdapat di tanah dan debu, tetai juga
            ditemukan  di  bahan  pangan  mentah  maupun  makanan  yang  telah  dimasak.

            Toksin diproduksi selama pertumbuhan sel dan toksin tetap berada dalam sel, akan

            tetapi jika sel tersebut lisis maka racun akan dilepaskan. Pelepasan toksin terjadi
            dalam saluran usus, akan tetapi juga dapat terjadi dalam pangan, sehingga sering

            dianggap intoksikasi  stafilokokal.

                    B. cereus menghasilkan dua jenis enterotoksin dengan dua jenis gejala yang

            berbeda,  yaitu  1)  enterotoksin  dengan  protein  yang  tidak  tahan  panas  dapat

            menyebabkan  gejala  diare,  2)  enterotoksin  dengan  protein  yang  tahan  panas
            menyebabkan gejala muntah. Sakit dengan gejala diare dapat terjadi 6-12 jam

            setelah konsumsi, kadang disertai dengan gejala lain yaitu nyeri perut, diare. Sakit

            dengan  gejala  muntah  terjadi  1-5  jam  setelah  konsumsi  makanan  yang

            mengandung sel-sel B.cereus.
                    Jenis pangan yang terkait dengan gastroenteritis B.cereus adalah sayuran,

            salad, daging, pudding, saus,dan sup jika disimpan pada suhu yang tidak tepat.

            Pengendalian dapat dilakukan dengan menjaga pangan dengan suhu yang tidak

            memungkinkan spora untuk germinasi dan sel tumbuh.Penyimpanan yang cepat
            pada  suhu  4-5  °C  atau  pemanasan  pada  suhu  60°C  dapat  digunakan  untuk

            mengendalikan bakteri tersebut pada pangan (Ray dan Bhunia, 2014).

            Kolera oleh Vibrio cholera

                    Kolera  merupakan  penyakit  yang  disebabkan  oleh  konsumsi    V.  cholera

            dengan jumlah 10  sel yang melalui makanan dan air yang terkontaminasi kotoran
                                  6
            manusia yang menderita penyakit ini. Setelah menelan sel V.cholera dalam jumlah

            yang cukup, sel-sel hidup dan berkembang biak dengan cepat dalam usus halus

            dan menghasilkan toksin, ketika sel tersebut mati maka akan mengalami lisis dan
            toksin dilepaskan ke usus.

                    Gejala berupa mendadak diare berair dan muntah, jika parah mengalami

            kram  otot.  Pangan  yang  terkontaminasi  kotoran  manusia  dari  pasien  menjadi

            sumber  V.cholera,  selain  itu,  pangan  yang  berasal  dari  lingkungan  airlaut  dan







             Y O U R   L O G O                                                                      |  Page 41
   40   41   42   43   44   45   46   47   48