Page 44 - E-modul Mikrobiologi Pangan
P. 44

C.perfringens dilakukan pemasakan, sel vegetatif menjadi inaktif dan spora tetap

            bertahan hidup, Jika makanan tersebut didiamkan pada waktu yang lama maka
            dapat terjadi germinasi spora dan membentuk sel vegetatif, jika termakan maka

            sel vegetatif masuk ke dalam saluran pencernaan dan terjadi sporulasi dan produksi

            enterotoksin, sehingga dapat menyebabkan keracunan makanan.






















                       Gambar 4.6. Mekanisme keracunan makanan oleh C.perfringens
                                          (Sumber: Ray dan Bhunia, 2014)


                    Gejala muncul 8-24 jam setelah menelan sejumalah besar sel 5x10 /g dalam
                                                                                                 5
            pangan.  Gejala  berupa  diare,  sakit  perut,  mual,  muntah,  demam  (tidak  selalu).

            Daging  mentah  dan  unggas  umumnya  terkontaminasi  dengan  spora  dan  sel
            bakteri C.perfringens dari saluran pencernaan, sayuran terkontaminasi dari tanah

            dan debu. Pencegahan dapat dilakukan dengan sanitasi yang baik pada tahap

            persiapan dan penanganan pangan, bahan pangan harus dimasak dengan suhu

            tinggi untuk membunuh sel-sel dan spora., makanan harus didinginkan (di bawah
            suhu 10 °C), jika makanan disimpan dalam waktu yang lama, maka dibutuhkan

            pemanasan suhu 60 °C sebelum konsumsi untuk membunuh sel vegetatif (Ray dan

            Bhunia, 2014).








             Y O U R   L O G O                                                                      |  Page 40
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48