Page 133 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 133
128 | Wahyu Purwiyastuti
Perhatian pemimpin industri, akade- lah live in). Kekuatan budaya (the power
misi, dan pembuat kebijakan pemerintah of culture) yang tumbuh dalam kehidupan
tertuju pada strategi produksi inovatif. masyarakat lokal merupakan elemen pent-
Contohnya pada perusahaan di Jepang sep- ing sebagai filosofi menumbuhkan atau
erti Toyota dan produsen otomotif Jepang mempertajam kemampuan berpikir kritis,
lainnya menyiapkan konsep lean produc- berlogika, berorganisasi, serta bekerjasa-
tion atau flexible production. Lean produc- ma. Kegiatan optimalisasi laboratorium
tion merujuk pada kombinasi antara teknik lapangan dalam bentuk tinggal bersama
manajemen, praktik di bengkel kerja, dan masyarakat (live in) sebaiknya diseleng-
proses produksi secara teknis. Konsep lean garakan secara profesional agar keberman-
production secara tidak langsung merupa- faatannya berdampak hingga para calon
kan reaksi faktual terhadap konsep produk- guru sejarah tersebut menghadapi dunia
si masal. Tujuan lean production adalah kerja. Cetak biru kegiatan lapangan ber-
untuk menghasilkan sistem yang secara bentuk live in belum sepenuhnya diopti-
fleksibel dan maksimal.(David C. Jacobs malkan dalam wadah hidden curriculum
dan Joel Samuel Yudken, 2003: 63) di program studi pendidikan sejarah. Sila-
Gagasan John F. Krafcik, seorang pa- bus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
kar MIT, yang dirujuk oleh David dan (RPP), petunjuk teknis, nota kerjasama
Joel (2003) menyebutkan bahwa untuk (Memory of Understanding) antar institusi,
mewujudkan konsep lean production se- kerjasama kegiatan (link) dengan instansi
cara maksimal membutuhkan sikap men- terkait, serta kerjasama antara tim pelak-
tal para pekerja yang profesional. Sikap sana dengan masyarakat setempat, semua
mental menjadi syarat bagi pekerja untuk agenda tersebut idealnya direncanakan dan
mengeksplorasi sensitifitas perasaan hu- didokumentasikan sebagai produk yang
manis seperti kemampuan berorganisasi, tersistem baik dalam konteks teori mau-
bekerjasama, dan kemampuan menghasil- pun praksis. Apa dampaknya jika program
kan kebaruan ide. Jepang termasuk negara dan infrastrukturnya tidak tersistem secara
yang siap menghadapi tantangan era virtu- sempurna? Jika tidak didesain baik maka
al sekarang ini. Bagaimana dengan Indo- resiko tingkat terendahnya adalah sikap
nesia? mental mahasiswa calon guru sejarah tidak
Kalangan akademisi, pimpinan per- terpenuhi alias hanya sekedar kamuflase
guruan tinggi, serta seluruh elemen mas- projektif saja. Sedangkan, dampak lebih
yarakat perlu bekerja dan bersinergi luasnya akan lebih berbahaya. Pembentu-
mengemas pendidikan nasional berbasis kan kemampuan mencipta ide baru berba-
teknologi virtual. Program studi pendi- sis realitas sosial di masyarakat dalam kon-
dikan sejarah di Indonesia perlu menyikapi teks lokal atau nasional tidak akan bertahan
program kebijakan Kementerian Pendi- menghadapi tantangan transnasional atau
dikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), sep- global. Hal itu dikhawatirkan membuka
erti gerakan residensial (tinggal bersama kerawanan terjadinya disintegrasi bangsa.
masyarakat atau disebut juga dengan isti-
Jurnal Sejarah