Page 74 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 74
Potret Pendidikan Masa Kolonial di Situbondo | 69
di tahun 1914. Gedungnya tidak beru-
3
bah, saat ini menjadi Sekolah Dasar Neg-
eri 3 Patokan, tepat berada di depan Gor
Baluran Situbondo. Sebagian besar mu-
ridnya terdiri dari anak-anak aembtenaar
atau pegawai negeri dan ada pula bebera-
pa orang anak dari etnis Cina. Sejak kelas
satu para murid sudah mulai diperkenalkan
bahasa Belanda. Khusus untuk murid yang
duduk di kelas 6 diberi pelajaran tamba- Siswa-siswi HIS Situbondo di depan gedung seko-
han bahasa melayu seminggu sekali pada lah. Saat ini menjadi SDN 3 Patokan Situbondo.
Sumber: Koleksi Foto Pribadi Abdul Halek
sore hari. Selepas dari HIS Situbondo, mu-
rid-muridnya biasanya melanjutkan ke jen- Gurunya berjumlah 7 orang yang ter-
jang yang lebih tinggi di Jember (termasuk diri dari 6 pribumi yang bernama Meneer
bapak Suwarto yang diwawancarai) yaitu atau tuan guru Gantil, Soetomo, Tayib,
untuk menempuh sekolah lanjutan MULO Soekardi, Soerjosoebroto, dan Moentahar
(Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau serta seorang kepala sekolah orang Belan-
Sekolah Menengah Pertama) yang saat itu da yang bernama Meneer atau guru A. Twi-
hanya berada di kabupaten Jember, Malang
dan Probolinggo. est. Terdapat salah seorang guru HIS yang
tampak pada foto yang berlokasi di depan
gedung GOR Baluran saat ini, di pojok
kanan dan menggunakan jarik (kain pan-
jang) merupakan Meneer Soekardi (wa-
wancara dengan Soewarto 89 tahun, 2018).
Para guru mengenakan pakaian lengkap
yaitu menggunakan celana panjang dan
jas berwarna putih, dasi berwarna hitam,
dan bersepatu. Satu-satunya guru yang me-
makai blangkon dan kain panjang adalah
Foto diambil dari depan gedung GOR Baluran Situ-
bondo. Saat ini (seberang SDN 3 Patokan yang da- Meneer Suhardi, yaitu guru dari kelas 4.
hulunya merupakan gedung HIS). Sumber: Koleksi Oleh karena pada masa itu belum ada mo-
Foto Pribadi Abdul Halek bil, sepeda motor, dan becak seperti seka-
3 Director of Education and Religious Affairs rang maka para guru menggunakan sepeda.
[DERA] to Gouvernor General [GG], 17 Mar. 1913 and Menurut penuturan dan pengalaman masa
20 Nov. 1914, in S.L. van der Wal, Het onderwijsbeleid
in Nederlands-Indië 1900-1940: Een bronnenpu- blikatie lalu oleh Bapak Soewarto, para orangtua
(Groningen: J.B. Wolters, 1963), pp. 227 , 286-8; J. Kats, dari murid-murid HIS berlangganan dokar
Overzicht van het onderwijs Nederlands-Indië (Batavia:
Landsdrukkerij, 1915), hlm. 19 dalam Agus Suwignyo, untuk setiap hari rutin mengantar dan men-
The Greet Depression and the changing trajectory of jemput anak-anak mereka. Setiap pagi
public education policy in Indonesia 1930-42 in Journal
of Southeast Asian Studies, vol 44. No 3 (Oktober 2013), mereka menunggu dipinggir jalan rumah
pp. 465-489. Cambridge University Press on behalf of masing-masing untuk menunggu jemputan
Departemen of History, National University of Singapore.
Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019