Page 143 - E-MODUL KONSEP DASAR PKN
P. 143
di Asrama Indonesia Merdeka milik Angkatan Laut Jepang (Kaigun), bersama
dengan Ir. Sukarno, Mohammad Hatta, Ahmad Subarjo, dan Iwa
Kusumasumantri.
d) Kelompok Pemuda
Kelompok Pemuda pada masa Jepang mendapat perhatian khusus dari
pemerintah Jepang. Jepang berusaha memengaruhi para pemuda Indoensia
dengan propaganda yang menarik. Dengan demikian, nantinya para pemuda
Indonesia merupakan alat yang ampuh guna menjalankan kepentingan Jepang.
Jepang menanamkan pengaruhnya pada para pemuda Indonesia melalui kursus-
kursus dan lembaga-lembaga yang sudah ada sejak zaman Hindia Belanda.
Jepang mendukung berdirinya kursus-kursus yang diadakan dalam
asrama-asrama, misalnya di Asrama Angkatan Baru Indonesia yang terdapat
Sendenbu dan Asrama Indonesia Merdeka yang didirikan Angkatan Laut Jepang.
Namun, pemuda Indonesia baik pelajar maupun mahasiswa tidak gampang
termakan oleh propaganda Jepang. Mereka menyadari bahwa imperialisme yang
dilakukan oleh Jepang pada hakikatnya sama dengan imperialisme bangsa Barat.
Pada masa itu, di Jakarta terdapat 2 kelompok pemuda yang aktif
berjuang, yakni yang terhimpun dalam asrama Ika Daikagu (Sekolah Tinggi
Kedokteran) dan kelompok pemuda yang terhimpun dalam Badan
Permusyawaratan/Perwakilan Pelajar Indonesia (Baperpri). Kelompok
terpelajar tersebut mempunyai ikatan organisasi yang bernama Persatuan
Mahasiswa. Organisasi ini merupakan wadah untuk menyusun aksi-aksi
terhadap penguasa Jepang dan menyusun pertemuan-pertemuan dengan para
pemimpin bangsa. Dalam perjuangannya, kelompok pemuda juga selalu
berhubungan dengan kelompok-kelompok yang lain, yaitu kelompok Sukarni,
kelompok Ahmad Subarjo, dan Kelompok Syahrir. Tokoh-tokoh Kelompok
Pemuda yang terkenal antara lain: Chaerul Saleh, Darwis. Johar Nur, Eri Sadewo,
E.A. Ratulangi, dan Syarif Thayeb.
3) Perlawanan Angkat Senjata
Perlakuan Jepang yang tak berperikemanusian menimbulkan reaksi dan
perlawanan dari rakyat Indonesia di berbagai wilayah. Kebencian ini bertambah
BAB 5 SEJARAH PERJUANGAN BANGSA | 129