Page 144 - E-MODUL KONSEP DASAR PKN
P. 144
ketika di beberapa tempat, Jepang menghina aspek-aspek keagamaan. Berikut ini
beberapa perlawanan rakyat pada masa penjajahan Jepang.
a) Perlawanan di Cot Plieng, AcehPerlawanan di Aceh ini dipimpin oleh Tengku
Abdul Djalil, seorang ulama pemuda. Pada 10 November 1942, tentara Jepang
menyerang Cot Plieng pada saat rakyat sedang melaksanakan shalat subuh.
Penyerangan pagi buta ini akhirnya dapat digagalkan oleh rakyat dengan
menggunakan senjata kelewang, pedang, dan rencong. Begitupun dengan dengan
serangan kedua, tentara Jepang berhasil dipukul mundur. Namun pada serangan
yang ketiga, pasukan Teungku Abdul Jalil dapat dikalahkan Jepang. Peperangan
ini telah merenggut 90 tentara Jepang dan sekitar 3.000 masyarakat Cot Plieng.
b) Perlawanan di Tasikmalaya, Jawa Barat
Perlawanan di Singaparna, Tasikmalaya, ini dipimpin oleh Kyai Haji Zaenal
Mustofa. Perlawanan ini terkait dengan tidak bersedianya K.H. Zaenal Mustofa
untuk melakukan Seikeirei, memberikan penghormatan kepada Kaisar Jepang.
Dalam pandangan Zaenal Mustofa, membungkuk seperti itu sama saja dengan
memberikan penghormatan lebih kepada matahari, sementara dalam hukum
Islam hal tersebut terkarang karena dianggap menyekutukan Tuhan.
Pemerintahan Jepang kemudian mengutus seseorang untuk menangkapnya.
Namun utusan tersebut tidak berhasil karena dihadang rakyat. Dalam keadaan
luka, perwakilan Jepang tersebut memberitahukan peristiwa tersebut kepada
pimpinannya di Tasiklamalaya. Karena tersinggung, Jepang pada 25 Februari
1944 menyerang Singaparna pada siang hari setelah shalat Jumat. Dalam
pertempuran tersebut Zaenal Mustofa berhasil ditangkap dan kemudian
diasingkan ke Jakarta hingga wafatnya. Jenazahnya dikuburkan di daerah Ancol,
dan kemudian dipindahkan ke Tasikmalaya.
c) Perlawanan Sejumlah Perwira Pembela Tanah Air di Blitar, Buana dan Paudrah
(Aceh), dan Cilacap
Perlawanan sejumlah perwira Pembela Tanah Air (Peta) di Blitar terjadi
pada 14 Februari 1945 yang dipimpin oleh Syudanco Supriyadi. Ia adalah
seorang syodanco (komandan peleton) Peta. Perlawanan Supriyadi ini
disebabkan karena tidak tahan lagi melihat kesengsaraan rakyat yang mati
BAB 5 SEJARAH PERJUANGAN BANGSA | 130