Page 190 - E-MODUL KONSEP DASAR PKN
P. 190
menggunakan tenaga kerja manusia dalam jumlah besar disertai peralatan yang
relatif lebih kompleks itu merupakan perwujudan upaya manusia yang secara lebih
berani merubah ekosistemnya untuk kepentingan masyarakat yang bersangkutan.
2. Kebudayaan yang berkembang di "Indonesia luar" (di luar pulau Jawa dan Bali)
Kebudayaan di luar Jawa, kecuali di sekitar Danau Toba, dataran tinggi Sumatra
Barat dan Sulawesi Barat Daya, berkembang atas dasar pertanian perladangan yang
ditandai dengan jarangnya penduduk yang pada umumnya baru beranjak dari
kebiasaan hidup berburu ke arah hidup bertani.
3. Kebudayaan yang tidak termasuk ke dalam dua ketergori terdahulu. Kategori ketiga
ini meliputi kebudayaan orang Toraja di Sulawesi Selatan, orang Dayak di
pedalaman Kalimantan, orang Halmahera, suku-suku di pedalaman Seram, di
kepulauan Nusa Tenggara, orang Gayo di Aceh, orang Rejang di Bengkulu dan
Lampung di Sumatra Selatan. Pada umumnya kebudayaan mereka itu berkembang
di atas sistem pencaharian perladangan ataupun penanam padi di ladang, sagu,
jagung maupun akar-akaran.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pluralisme atau kemajemukan dalam
masyarakat Indonesia:
1. Keadaan geografis yang membagi wilayah Indonesia atas 13.667 pulau yang
terserak di suatu daerah ekuator sepanjang kurang lebih 3.000 mil dari timur ke
barat dan lebih dari 1.000 mil dari utara ke selatan. Faktor ini merupakan faktor
yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya pluralistis suku bangsa di
Indonesia.
2. Kenyataan bahwa Indonesia terletak di antara Samudera Indonesia dan Samudera
pasifik. Kenyataan letak yang demikian ini sangat mempengaruhi terciptanya
pluralistis agama di dalam masyarakat Indonesia melalui pengaruh kebudayaan
bangsa lain, yang menyentuh masyarakat Indonesia.
3. Iklim yang berbeda dan struktur tanah yang tidak sama di antara berbagai daerah di
kepulauan nusantara ini merupakan faktor yang menciptakan pluralistis regional di
Indonesia.
Berbagai kenyataan di atas melahirkan struktur sosial yang bersifat horisontal dan
vertikal yang sangat kompleks pada masyarakat Indonesia. Sangat rasional sekali bila
BAB 8 KERAGAMAN DAN KOMUNIKASI ANTAR SOSIAL BUDAYA | 176