Page 49 - Kecerdasan Emosional Menuju Keluarga Sakinah
P. 49

Dra. Hayati, M. Ag


                    Menyangkut  dengan  persoalan  ekonomi  keluarga  dalam
            era modem ini, wanita dituntut aktif dalam segala hal, sehingga
            muncullah isu kesetaraan gender antara pria dan wanita. Namun
            dalam kenyataan sehari-hari ditemukan bahwa sebahagian wanita
            (istri)  yang  lebih  tinggi  penghasilannya  dari  pada  suami,  sering
            membuat istri lebih menguasai dan merasa lebih tinggi dan suami.
                    Jika  istri  telah  menguasai  dalam  keluarga,  maka
            keseimbangan status kedudukan istri dan suami menjadi bergeser,
            dan  akibatnya  akan  menimbulkan  berbagai  perubahan  yang
            menjurus kearah negative. Bahkan dari hasil penelitian menyebutkan
            “Wanita yang bekerja diluar rumah lebih banyak mudharatnya dari
            pada wanita yang bekerja di rumah, mulai dari mengurus anak, suami
            dan perhatian terhadap keluarga menjadi berkurang. 24
                    Penyebab  utama  terjadinya  konflik  dalam  keluarga
            adalah akibat tidak adanya keserasian antara suami istri, baik
            dalam bidang material maupun dalam bidang emosional dan
            spiritual. Di samping itu pembagian hak dan kewajiban yang
            tidak seimbang juga dapat menyebabkan terjadinya berbagai
            konflik dalam keluarga.


            3. Faktor Pendidikan
                    Taraf kecerdasan dan pendidikan juga perlu diperhatikan
            dalam  mencari  pasangan.  Pada  umumnya  taraf  pendidikan  dan
            kecerdasan pria lebih tinggi dan pada wanita. Hal ini sesuai dengan
            taraf maturitas jiwa  pria.  Pendidikan  yang  tinggi  belum  dapat
            menentukan  keberhasilan  seseorang  dalam  membentuk  keluarga
            sakinah,  bahkan  banyak  di  antara  ilmuwan  yang  gagal  dalam
            membina  keluarganya.  Namun  yang  paling  penting  adalah
            ____________
                    24  Ainun Habibi, Wanita Karier, cet I (Jakarta: Remaja, 1990), hal.
            112.

            48
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54