Page 340 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 340

APA YANG TERJADI PADA BAHTERA?


            itu, ketika catatannya dituliskan, jelas bukan hanya orang-orang
            Muslim yang percaya bahwa di sinilah tempat peristirahatan
            bahtera itu. Sebuah pandangan yang sama dinyatakan oleh
            Eutychius, Patriark dari Alexandria pada abad ke-9 hingga ke-
            10: ‘Bahtera itu bersemayam di pegunungan Ararat,    yaitu Jabal
            Judi dekat Mosul’—kecuali ini berarti bahwa nama Ararat ketika
            itu adalah Cudi Dagh.
               Gunung serupa memainkan peranan yang sama dalam tradisi
            Kristen setempat. Jauh sebelumnya, ada sebuah biara Nestorian
            awal di puncak Cudi Dagh, seperti yang dijelaskan oleh Gertrude
            Bell yang luar biasa pada 1911, meskipun di mana dia men-
            dapatkan bukti ‘Babilonia’ yang dia sebutkan dengan teledor
            tersebut benar-benar sulit bagi saya:


               Orang-orang Babilonia, dan setelah itu, orang-orang
               Nestorian dan Muslim, percaya bahwa Bahtera Nuh,
               ketika air surut, terdampar bukan di atas Gunung Ararat,
               tetapi di atas Jûdi Dâgh. Saya juga termasuk dalam aliran
               pemikiran itu, karena saya telah melakukan peziarahan
               dan melihat dengan mata kepala sendiri … Dan tibalah
               kami di Bahtera Nuh, yang telah tertutup oleh hamparan
               bunga-bunga tulip merah tua. Dulu pernah ada sebuah biara
               Nestorian terkenal, Biara Bahtera, di puncak Gunung Jûdi,
               tetapi biara itu hancur tersambar petir pada 766 Masehi.
               Di atas reruntuhannya, kata Kas Mattai, orang-orang
               Muslim telah mendirikan sebuah tempat suci, dan tempat
               ini juga sudah runtuh; tetapi orang-orang Kristen, Muslim,
               dan Yahudi masih mengunjungi gunung itu pada hari-hari
               tertentu pada musim panas dan melakukan persembahan
               mereka bagi nabi Nuh. Yang benar-benar mereka lihat
   http://facebook.com/indonesiapustaka  batu-batu yang tidak persegi, ditumpuk tanpa semen, dan
               adalah sejumlah kamar-kamar tanpa atap di atas puncak
               ekstrem gunung itu. Mereka dibangun dengan kasar dari

               dari dinding ke dinding diletakkan batang-batang pohon dan
               dahan-dahan, disusun sedemikian rupa untuk menunjang
               atap kain, yang dibentangkan di atas kamar-kamar itu




                                          329
   335   336   337   338   339   340   341   342   343   344   345