Page 342 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 342
APA YANG TERJADI PADA BAHTERA?
pada akhir ekspedisi militer yang berhasil itu, Sennacherib
memerintahkan pembuatan sederetan panel ukiran dengan prasasti
kuneiform yang memperingati ekspedisi militer ini di kaki gunung,
menggambarkan dirinya sendiri dan menyatakan kekuatan dewa
Assyria, Assur. Prasasti-prasasti itu masih ada di sana.
Pada ekspedisi militerku yang kelima: Penduduk kota-
kota Tumurrum, Sharum, Ezama, Kibshu, Halbuda, Qua,
dan Qana, yang kediaman mereka terletak seperti sarang
burung rajawali, burung paling hebat, di puncak Gunung
Nipur, sebuah gunung yang curam, dan yang tidak bisa
ditaklukkan—aku mendirikan perkemahanku di kaki Gunung
Nipur.
Sennacherib tidak hanya hadir dalam ekspedisi itu, seperti Raja
Ashurnasirpal sebelum dirinya, tetapi dia sendiri terlibat aktif di
dalamnya. Dia ingin mencapai puncak gunung itu, sedemikian
rupa sehingga dia bersedia turun dari kursi tandunya dan mendaki
susah payah ke sana:
Seperti banteng liar ganas, dengan pengawal pilihanku dan
pasukan tempurku yang tak kenal ampun, aku memimpin
mereka. Aku melewati ngarai sungai, tebing gunung, (dan)
lereng terjal dalam kursi tandu(ku). Ketika jalan terlalu
sulit untuk tandu(ku), aku meloncat dengan kedua kakiku
(sendiri) seperti seekor kambing gunung. Aku mendaki
puncak tertinggi. Saat lututku kelelahan, aku duduk di atas
batu gunung dan meminum air dingin dari kulit wadah
air untuk (meredakan) hausku.
http://facebook.com/indonesiapustaka terjal seperti ini, ditopang dari belakang oleh seorang perwira
Ada sekeping ukiran di British Museum yang benar-benar
memperlihatkan Sennacherib sedang mendaki sebuah jalan kecil
yang kuat. Apa yang dipikirkan Sennacherib saat dia mendaki
Gunung Nipur?
331

