Page 347 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 347
Dr. Irving Finkel
Versi Polyhistor terdengar seperti sebuah upaya untuk me-
madukan dua tradisi yang berbeda; Armenia di utara—yang
selamat dari gagasan Urartu-dan-selebihnya—dan pegunungan
Kurdish (Gordyaean) jauh di selatan, mungkin pada saat itu
telah berpusat di Gunung Cudi.
Berossus seperti yang diriwayatkan oleh Abydenus mengatakan:
Namun, perahu di Armenia itu menyediakan azimat-azimat
kayu kepada penduduk setempat.
Dengan mempertimbangkan betapa sedikitnya kita diberi tahu
tentang Bahtera, rasanya luar biasa betapa banyak penekanan
diberikan pada faktor komersial. Jelas ada sebuah perdagangan
lokal yang giat dalam hal kenang-kenangan Bahtera dengan
kekuatan azimat sejak lama sekali. Dengan memperhatikan hal
ini, bahkan, kita menemukan sebuah contoh awal tentang minat
besar manusia terhadap barang pusaka, yang mencapai puncaknya
pada potongan-potongan salib sejati dan tulang-tulang jemari
orang-orang suci. Tak pelak lagi, kita akan membayangkan
adanya kios-kios yang menjajakan potongan kayu atau serpihan
aspal berjajar di tepi jalan hingga ke kaki bukit. Salah satu dari
pendahulu mereka dapat dengan mudah memberi Sennacherib
sepotong papan besar yang sesuai untuk seorang raja. Jika hal
ini tidak menggambarkan sifat manusia yang tidak berubah, saya
tidak tahu lagi apa yang akan bisa.
Pada titik ini, kita bisa menyimpulkan:
1. Lokasi peristirahatan Bahtera pada Zaman Kuno
merupakan sebuah ikon agama dan budaya sangat
besar yang maknanya akan bernilai dan berharga secara
http://facebook.com/indonesiapustaka 2. Lokasi-lokasi semacam itu, dulu dan kini, dikuasai oleh
universal; yakni, lintas perbatasan dan lintas agama. Kita
sedang bekerja dalam area tanpa batas waktu menggunakan
analogi modern,
kekuatan agama atau kekuatan magis yang kadang-kadang
bercampur dengan implikasi komersial.
336

