Page 361 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 361

Dr. Irving Finkel


              Tablet Bahtera, sebagai perbandingan, berukuran kecil, dengan
           satu kolom teks di setiap sisinya, dan enam puluh baris total
           tulisannya benar-benar memenuhi baik bagian depan maupun
           belakang. Ini bukan bab lengkap dari sebuah rangkaian tablet
           konvensional tetapi semacam ringkasan yang sangat khusus
           dan tidak biasa, jadi alangkah penting untuk berusaha dan
           menentukan di mana narasi lengkap dasarnya yang pastilah
           berada di balik bagian-bagian dalam tradisi ini.
              Tablet tersebut diawali secara tiba-tiba sekali dengan ujaran
           ‘Dinding, dinding! Pagar alang-alang, pagar alang-alang!’
           (Atrahasis Babilonia Kuno III, kol. I 21–22, dan Gilgamesh XI:
           21–21). Di baliknya mungkin ada ‘Tablet no. III’ dari edisi
           tertentu kisah Atrahasis  yang lengkap.
              (Tablet Schøyen Babilonia Kuno dalam Bab 5 memiliki empat
           kolom teks dan isinya merupakan persilangan dari Atrahasis
           Babilonia Kuno Tablet II dan III, jadi tablet itu mewakili sebuah
           susunan yang benar-benar berbeda. Dari bentuknya, mungkin
           saja awalnya ada tiga puluh baris per kolom, sehingga kira-kira
           jumlah barisnya adalah 120 baris. Dari beberapa sudut pandang,
           tablet Schøyen mungkin lebih tua satu abad atau lebih daripada
           edisi Sippar yang terkenal dari Atrahasis Babilonia Kuno    dan
           dapat dianggap sebagai versi tertua dari kisah itu yang kita miliki.
           Untuk alasan yang sama, mungkin juga tablet itu sedikit lebih
           tua daripada Tablet Bahtera, tetapi meskipun bentuk-bentuk
           lambang, ejaan, dan detail lainnya menafikan kalau mereka
           sezaman atau bahkan karya dari satu orang juru tulis, sangatlah
           mungkin bahwa Tablet Bahtera     mewakili versi Babilonia Kuno
           yang sama dari kisah Atra-hasīs.)
              Kisah Atra-hasīs, Bahtera, dan Air Bah adalah, menurut
           kriteria apa pun, karya sastra. Kisah itu bersifat mitologis
   http://facebook.com/indonesiapustaka  data pembuatan perahu yang melekat pada pernyataan-pernyataan
           dan pada akhirnya proporsinya berupa epos, tetapi tentu saja
           merupakan karya sastra. Dari sudut pandang ini, rincian praktis

           dalam  Tablet Bahtera Atra-hasīs juga muncul sebagai sebuah
           kejutan, apalagi mengingat bahwa spesifikasi teknis dan praktis






                                         350
   356   357   358   359   360   361   362   363   364   365   366