Page 360 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 360

APAKAH TABLET BAHTERA ITU?


            serangkaian peran untuk dewa-dewa dan manusia dan arahan
            panggung yang baku. Ada berbagai macam babak dari Sumer,
            di kota-kota Uruk dan Kuluba—di sebuah kandang ternak dan
            kandang domba di dekat kota Eresh, kemudian sebuah gerbang
            yang menghadap matahari terbit dan di tepi Sungai Eufrat—
            hingga di Aratta di pegunungan Iran—di sebuah rumah pendeta
            dan di tempat yang disebut ‘Pohon Sihir’. Peran demonstratif
            bagi pendongeng dapat dilihat dalam tata bahasanya, yang
            penuh dengan unsur-unsur yang disebut, dalam suatu cara yang
            cukup jelas, ‘demonstratif’. Wilcke mengambil babaknya dari
            kejadian-kejadian nyata, menemukan pertunjukan istana pada
            awal pemerintahan raja Sumeria di Ur, Amar-Sin (kira-kira
            1981–1973 SM).
               Seperti yang dijelaskan Wilcke dengan sangat masuk akal,
            ‘teater Timur Dekat kuno tampaknya pada pandangan pertama
            sulit untuk dibayangkan’, dan ini juga membingungkan bagi
            saya, dalam mengajukan pertunjukan publik di balik teks Tablet
            Bahtera, tetapi sekarang setiap kasusnya—yang satu dalam
            bahasa Sumeria, yang lain dalam bahasa Babilonia—memperkuat
            kemungkinan yang lain. Bahkan, terkait Tablet Bahtera, saya
            pikir tidak akan ada kemungkinan penafsiran lainnya.
               Apa yang dapat kita simpulkan lebih jauh? Bahkan secara
            resmi, Tablet Bahtera tidak biasa untuk sebuah dokumen literer;
            tablet itu lebih mirip dengan surat atau catatan bisnis. Tablet
            literatur biasanya lebih besar, dengan lebih dari satu kolom
            penulisan pada masing-masing sisi dan lebih banyak teks. Seiring
            komposisi literer berkembang, tablet-tablet penyusunnya menjadi
            tetap isinya, sehingga pada akhirnya dengan Gilgamesh I semua
            orang tahu berapa baris yang seharusnya ada, dan seberapa
            banyak cakupan kisahnya. Dengan komposisi yang besar, tablet-
   http://facebook.com/indonesiapustaka  akan dibacanya setelahnya. Tablet I, baris 1, juga berfungsi
            tablet mencatatkan baris pertama dari tablet berikutnya sebagai
            sebuah baris penarik perhatian, memastikan pembaca apa yang

            sebagai nama dari keseluruhan komposisi, jadi Epos Gilgamesh
            dikenal oleh para pustakawan sebagai He Who Saw the Deep.






                                          349
   355   356   357   358   359   360   361   362   363   364   365