Page 41 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 41

Dr. Irving Finkel


           kan dan mengubah bentuk lambang-lambang tertentu untuk
           meng hindari adanya ruang kosong. Kenyataan bahwa tidak ada
           celah antarkata sulit dipercaya bagi para pembaca pemula. Satu
           kemudahan yang ada adalah bahwa satu kata tidak pernah bisa
           di penggal menjadi dua baris.
              Keganjilan-keganjilan kuneatis ini berarti bahwa membaca
           kuneiform melibatkan, pertama-tama, mengenali lambang
           yang ada, kemudian    memahami apakah itu sebuah logogram,
           silabogram, pelengkap fonetis, ataukah determinator, dan akhirnya
           memilih pembacaan bunyi yang tepat jika lambang itu adalah
           sebuah silabogram. Para juru tulis muda seperti halnya para
           ahli muda kajian Assyria kuno cukup harus menerima bahwa
           semua lambang kuneiform memiliki lebih dari satu nilai bunyi
           dan semua bunyi dapat diwakili oleh lebih dari satu lambang
           kuneiform, atau, dengan kata lain, Polivalensi adalah Segalanya.
           Dalam praktiknya, tradisi-tradisi membatasi penggunaan banyak
           lambang. Karena kata-kata biasanya dieja dalam suku kata, mata
           cepat belajar untuk memilih pembacaan yang menghasilkan
           keselarasan dan tata bahasa yang tepat, dengan membuang urutan
           yang tidak mungkin atau mustahil.
              Dari tahapan paling awal, para juru tulis Mesopotamia mem buat
           daftar kata-kata, karena itu penting untuk menetapkan lambang
           apa yang mereka kembangkan dan mereka setujui, kedua nya untuk
           menghindari kebingungan dan memungkinkan lambang-lambang
           itu untuk diajarkan. Kami menemukan bahwa kuneiform yang
           matang berakhir dengan serangkaian yang cukup rapi dengan
           kira-kira enam ratus lambang yang secara universal diterima
           oleh seluruh juru tulis Mesopotamia setelah itu. Bentuk-bentuk
           lambang tentu saja berbentuk lurus, lambang-lambang yang sama
           dapat bergabung, dan sesekali sebuah nilai baru diperkenalkan,
   http://facebook.com/indonesiapustaka  begitu penulisan sudah dibakukan. Setiap perkembangan temuan
           tetapi kita akan kesulitan untuk menunjuk kan penemuan atau
           perubahan besar di antara begitu panjangnya rentang waktu

           lambang-lambang yang menyulitkan sejak awal ternyata dikekang
           dan dikendalikan, jelas untuk mengantisipasi adanya kekacauan
           yang akan terjadi jika semua kota di Mesopotamia memunculkan




                                          30
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46