Page 13 - Sinar Tani Edisi 4026
P. 13
A GRI USAHA Edisi 14 - 20 Februari 2024 | No. 4026 Tahun LIV 13
Kopi Kadiran,
Taufik Satukan
Karya dan Pikiran
Kopi kini menjadi salah satu komoditas yang
menarik bagi kaum milenial untuk terjun menekuni
usaha. Tumbuhnya kedai dan cafe kopi hingga
dipelosok daerah yang dikelola generasi muda
menunjukkan peluang usaha yang menjanjikan.
Salah satu yang jatuh hati menekuni dunia kopi
adalah Taufik Krismawan yang mengelola Kopi
Kadiran di Sumedang, Jawa Barat.
ewariskan perkebunan hanya untuk mencukupi kebutuhan
kopi milik orang tuanya keluarga saja,” katanya.
dan berbekal modal Bermula dari keresahan itulah,
Mpatungan dari keluarga, akhirnya Taufik yang bekerja di salah
Taufik mulai serius membangun satu perbankan pada November
usaha kopi dari hulu hingga masuk 2017 memutuskan kembali ke kebun
ke industri hilir. “Kebetulan keluarga belajar kopi. “Alhamdulillah, tahun “Saya mendapat bimbingan tengkulak sangat jauh, 10 banding 1,”
saya punya lahan perkebunan kopi. 2017 saya membuka usaha dengan teknis pengolahan kopi hingga ujarnya.
Kalau tiap liburan saya selalu diajak merintis Kopi Kadiran yang ternyata pascapanen. Ketika itu, saya banyak Untuk mengembangkan Kopi
ke kebun kopi,” katanya saat bertemu bisa sampai sekarang dan makin mendapatkan ilmu bagaimana Kadiran, Taufik kemudian mengikuti
Tabloid Sinar Tani, beberapa waktu berkembang. Anggota Kelompok pengelolaan kopi,” kata Taufik yang program One Village, One Product
lalu. Tani Kopi Gunung Susuruk kini seorang sarjana jurnalistik. Bagi yang digagas Gubernur Jawa Barat,
Namun Taufik bercerita, ketika mencapai 21 orang,” kata Taufik yang Taufik, pemilihan nama Kadiran Ridwan Kamil. “Sebagai merek baru,
pulang kampung dan berkunjung diamanahkan menjadi Kelompok mengandung makna cukup dalam. Kadiran membuat orang tercengang
ke kebun kopi, orang tuanya selalu Tani Kopi. “Kopi Kadiran itu singkatan dari karya ketika kopi ini meraih peringkat
mengeluhkan hasil penjualan biji Terjun ke industri hilir pengolahan diri dan pikiran,” ujarnya. ketiga di Sumedang. Hanya dalam
kopi yang dijual ke pengepul. Ketika kopi, Taufik mengaku hanya taraf satu tahun, nama Kopi Kadiran
musim panen, harganya anjlok. mencoba dan belajar otodidak dari Dongkrak Ekonomi Masyarakat melesat,” tuturnya.
Tengkulak selalu menekan hingga di internet. Ternyata tidak semudah Kehadiran Kopi Kadiran, bukan Bahkan beberapa kelompok
bawah harga pasar, sehingga untuk yang dibayangkan. Apalagi dirinya hanya meningkatkan ekonomi warga asing pun sempat berkunjung
operasional kebun tidak menutupi. memang tidak mempunyai ilmu keluarga, tapi juga daerah sekitar ke Saung Kadiran untuk menikmati
“Jangankan untuk operasional dalam pengolahan kopi. Pada tahun terbantu. Selama ini, menurut Taufik, kopi secara langsung. Tidak pernah
kebun. Buat seharisehari 2018, ia terhubung dengan Dinas dengan harga kopi yang sangat menyangka sebelumnya, kini kopi
juga kurang. Itu jadi kepikiran. Perkebunan Kabupaten Sumedang rendah membuat masyarakat tak Kadiran sudah menembus pasar
Bagaimana saya bisa bantu orang dan mendapat binaan juga dari tertarik lagi untuk berkebun dan Australia, Jerman, Jepang, Amerika
tua meringankan ekonomi keluarga. Ditjen Perkebunan, Kementerian lebih memilih bekerja di luar desa. Serikat, Singapura, Pakistan, dan
Awalnya memang kami berkebun Pertanian. “Ada yang menjadi sopir angkot, ojek beberapa negara lainnya.
online dan perdagang,” katanya. Keberhasilan Kopi Kadiran
Pengorbanan Taufik pensiun mengundang pemerintah setempat
Di Balik Hadirnya Kopi Kadiran dini dari dunia perbankan dan memberdayakan warganya dengan
beralih menjadi petani kopi akhirnya
kopi dan menjadi destinasi wisata
membuahkan hasil. Menggandeng kopi di Sumedang. Masyarakat
pekebun kopi untuk memasok yang awalnya memandang pesimis
i balik usaha Kopi Kadiran sekarang di lahan ada 14 ribu pohon usahanya, kini masyarakat mulai usaha kopi, kini mulai terbuka dan
yang Taufik Krismawan kopi,” kata Taufik. kembali memelihara kebun kopinya. memandang perkebunan memiliki
rintis ternyata ada cerita Dengan lahan seluas 7 hektar (ha) prospek yang cerah.
Taufik mengungkapkan, kopi
Dpanjang dari perjalanan Sumedang memiliki cita rasa khas ditambah lahan milik kelompok “Tidak seperti dulu. Sekarang
orang tuanya. Pada tahun 2006, dan keunggulannya ketika disemai tani sehingga menjadi 31 ha, Taufik serba digital, informasi serba
ayahnya yang bekerja di PT. Kereta dalam kondisi 90% hasilnya lebih bersama sang ayah mendirikan Kopi terbuka. Masyarakat mulai tertarik
Api Indonesia (KAI) membeli tanah bagus. Bahkan cita rasanya pun Buhun Kadiran yang berlokasi di sampai sekarang dan alhamdulillaah
untuk investasi saat pensiun. bukan seperti jenis kopi Robusta Gunung Susuru, Sumedang. ekonominya juga mulai meningkat.
Ternyata di lahan tersebut banyak pada umumnya, tapi sangat Bukan hanya memproduksi Makanya visi Kopi Kadiran adalah
terdapat pohon kopi liar.
lembut. “Kalau kita roasting, rasa kopi original, Kopi Kadiran tapi Dari Desa untuk Nusantara,”
“Karena Keluarga besar Ayah buahnya lebih manis. Ini memang juga mengembangkan berbagai ungkapnya.
saya petani kopi, jadi tanaman kopi salah satu Robusta unggulan. produk inovasi seperti wine coffee, Saat ini Kopi Kadiran sudah
tidak ditebang. Apalagi kopi tersebut Mungkin ini pengaruh adanya kopi teh, cokelat kopi dan lainnya. dijual di toko online dan reseller.
adalah bibit unggulan yang ada di pohon pisang, durian, pete dan Produk terbarunya adalah madu kopi Dengan harga Rp 25 ribu per 100
daerah. Lalu tanaman itu kita okulasi jengkol yang ditanam di sekitar yang diolah dari kulit kopi. “Margin gram. Lokasinya Saung Kopi Kadiran
menjadi indukan. Dari hanya 10 pohon, tanaman kopi,” katanya. Yul keuntungan yang saya peroleh saat di Desa Kaduwulung, Situraja,
ini dibandingkan saat menjual ke Sumedang, Jawa Barat 45371. Yul