Page 181 - Gagasan Inovasi Pendidikan Volume 1
P. 181

Inspiring Lecturer Paragon

               di Indonesia melalui kementerian terkait, namun tentunya konsep ini

               sudah  hadir  lebih  dini  di  dalam  literatur  dan  riset  penyelenggaran

               pendidikan.  Menyikapi  jeda  tersebut,  setiap  orang  dapat  memiliki
               pandangan yang bervariasi dalam hal seberapa cepat atau lambatnya

               revolusi  digital  ini  terjadi  dan  membuatnya  menjadi  relatif.
               Menariknya,  jeda  waktu  ini  hadir  terlepas  dari  fakta  bahwa

               penggunaan  teknologi  digital  di  dalam  pembelajaran  memang
               bermanfaat dalam membuka proses dan ruang belajar seluas-luasnya

               tanpa ada sekat tembok kampus yang membatasi.

                      Ada  banyak  sekali  faktor  yang  melatarbelakangi  fenomena
               jeda di dalam adopsi teknologi dalam pembelajaran pendidikan tinggi.

               Faktor ketersediaan fasilitas dan infastruktur yang mumpuni acapkali
               menjadi primadona di dalam ulasan mengenai “tantangan” penerapan

               teknologi  digital  pada  konteks  pembelajaran  di  Indonesia.  Hal  ini

               sejalan dengan kebijakan PJJ yang berlangsung, dimana faktor yang
               sama  menjadi  fokus  perhatian  dari  Kementerian  Pendidikan  dan

               Kebudayaan  Republik  Indonesia  (Kemendikbud)  pada  kurun  tahun
               2020 yang lalu ketika pertama kali menetapkan kebijakan PJJ sebagai

               respons  atas  pandemi  Covid-19.  Kebijakan  PJJ  ditetapkan  dengan

               dukungan  berupa  keleluasaan  atau  fleksibilitas  penggunaan  dana
               bantuan  dari  pemerintah  untuk  memfasilitasi  agar  PJJ  menjadi

               mungkin (Kemdikbud, 15 Juni 2020). Hanya saja, isu keterbatasan
               fasilitas dan infrastruktur menjadi lebih relevan sebagai tantangan di

               dalam  penyelenggaraan  pendidikan  pada  jenjang  dasar  dan
               menengah.  Berbeda  dengan  keduanya,  penyelenggara  pendidikan

               tinggi sebagai institusi yang menyelenggarakan Tri Dharma



                                                                              169
   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186