Page 182 - Gagasan Inovasi Pendidikan Volume 1
P. 182
Inspiring Lecturer Paragon
Perguruan Tinggi tentunya memiliki dukungan sumber daya yang
lebih baik dibandingkan dengan sekolah. Hal ini karena pendidikan
tinggi biasanya lebih mandiri dalam pengelolaan pendidikan.
Diketahui bahwa dibalik kecanggihan teknologi termasuk
teknologi digital, pengguna atau user tetaplah menjadi faktor penentu
atas bagaimana sebuah perangkat teknologi akan dimanfaatkan. Pada
fenomena revolusi digital dalam penyelenggaraan pembelajaran
pendidikan tinggi yang terjadi baru di saat pandemi Covid-19
berlangsung, menarik untuk menelusuri kemunculannya melalui
bagaimana situasi “pengguna” yang terlibat di dalamnya. Perspektif
yang sama juga banyak digunakan oleh berbagai pihak yang berusaha
meninjau seberapa jauh revolusi digital pembelajaran ini berbuah
pada hasil belajar yang bermanfaat. Banyak kajian dan riset
menyoroti perilaku belajar mengajar dari sisi mahasiswa, dosen,
hingga pengelola perguruan tinggi (Nizam, 2020).
Apabila kita meninjau ulang mengenai hakikat dari belajar,
belajar merujuk pada proses perubahan perilaku yang bersifat
menetap (permanen) sebagai hasil dari pengalaman yang (Domjan,
2014). Lebih lanjut, belajar sebagai perubahan perilaku ditujukan
untuk adaptasi diri di dalam menyesuaikan dengan perubahan di
sekitar. Dengan demikian, apabila kita hendak menilik perilaku
belajar mengajar yang “berubah” pada fenomena revolusi digital yang
didorong oleh kehadiran pandemi, jawabannya dapat hadir melalui
eksplorasi kondisi psikologis individu dibalik perubahan perilaku
belajar tersebut. Diketahui bahwa perubahan perilaku mensyaratkan
170

