Page 237 - Gagasan Inovasi Pendidikan Volume 1
P. 237

Inspiring Lecturer Paragon

               dengan  terbitnya  sebuah  karya  fenomenal  dalam  bidang  coaching

               berjudul “The Inner Game of Tennis” dari Gallwey, seorang pelatih

               tenis  yang  menemukan  bahwa  proses  melatih  seorang  atlet
               profesional tidak bisa dijalankan secara instruksional. Maka menurut

               Gallwey, “Coaching adalah proses membuka kunci potensi seseorang
               untuk  memaksimalkan  kinerjanya.  Ia  lebih  merupakan  proses

               membantu  seseorang  belajar  alih-alih  mengajarinya.”  (Yuliawan,
               2011)Selanjutnya, coaching process will help coachees do the inner

               research to optimize their best potential empowerment & be the best

               version  of  themselves  (Whitmore,  2003).  Dalam  proses  coaching
               terdapat  beberapa  struktur  yang  ditetapkan,  yaitu  1)  membangun

               relasi  (trust),  2)  menetapkan  spesifikasi  outcome  (SMART),  3)
               menemukan  dasar  yang  kuat  (the  Why),  4)  mempertajam  fokus

               (insight) dan 5) menetapkan langkah (action) serta menutup dengan
               selebrasi  (encouragement/acknowledgement).  Sedangkan  beberapa

               pertanyaan yang menjadi sangat fundamental dalam coaching, yakni

               1) Apa yang Anda Inginkan? 2) Mengapa itu penting bagi Anda? 3)
               Jika  itu berhasil diraih, siapa saja  yang  merasakan  manfaatnya? 4)

               Kekuatan apa yang bisa Anda kerahkan untuk mewujudkannya? dan

               5) Bagaimana cara Anda mewujudkannya?
                      Penerapan  coaching  dalam  dunia  pendidikan  sebenarnya

               bukanlah hal yang baru. Bagi saya sendiri mengenal coaching sudah
               sejak  tahun  2020,  ketika  menjadi  salah  satu  peserta  pembekalan

               Pendamping/Pengajar  Praktik  Guru  Penggerak  dari  Kemendikbud.
               Hanya saja sampai sekarang saya sangat masih ingin menggali potensi

               menjadi “coach” yang tepat untuk lingkungan di sekitar saya. Selain



                                                                              225
   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242