Page 240 - Gagasan Inovasi Pendidikan Volume 1
P. 240
Inspiring Lecturer Paragon
(Downey, 1999), membekali orang dengan peralatan, pengetahuan,
dan kesempatan yang mereka perlukan untuk mengembangkan
dirinya dan untuk menjadi lebih efektif (Peterson dan Hicks, 1999),
membantu seseorang dengan cara yang dikehendakinya dan
membantunya menuju arah yang hendak dicapainya, mendukung
seseorang pada setiap level untuk menjadi apa yang mereka inginkan
dan menjadi terbaik yang mereka mampu (O’Connor dan Lages,
2004). (Machmudan, 2020)
Bila coaching dapat dibudidayakan dalam dunia pendidikan,
maka akan membantu individu untuk berpikir dalam tingkatan yang
lebih dalam dan lebih tinggi. Ketimbang disuapin, seorang coach akan
lebih berfokus untuk membantu individu terlibat secara penuh dalam
proses berpikir terkait dengan apa yang menjadi tujuan individu
tersebut. Selain itu, jika dikaitkan dengan proses pendidikan secara
umum, budaya coaching dalam institusi pendidikan akan membantu
mengubah pola pikir pendidik dari “disuapi” menjadi “diberdayakan”
peserta didik untuk menjadi individu pembelajar mandiri.
Dalam proses implementasinya model coaching beragam,
begitulah yang disampaikan oleh Mas Kamal Muzakki, seorang coach
hebat yang memfasilitasi kami dalam berperan sebagai “coach” dan
“coachee” dengan sesama peserta ILP. Setiap sesi coaching bersama
Mas Kamal berhasil membuat kami hanyut di dalam setiap prosesnya,
sehingga tidak terasa durasi waktu 2 jam bahkan 3 jam terlewat
menjadi lebih lama. Padahal secara khusus sesi coaching ini hanya
dua kali, namun akhirnya ditambah satu sesi lagi karena kami “merasa
kurang” untuk mendalami coaching. Bahkan, kami berharap akan ada
228

