Page 261 - My FlipBook
P. 261

Isu-Isu Keummatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal


                   Pendapat yang semakin memperjelas makna etimologi ini, di antaranya

           adalah  perkataan  seorang  penyair:    Dahulu,  dia  berada  di  tengah-tengah;
           kemudian ia terpisahkan oleh peristiwa peristiwa hingga ia pun menjadi berada

           di ujung.

                   Penyair  ini  dapat  menggabungkan  antara  makna  pertengahan  dan

           pinggiran dalam rangkaian kalimat secara cerdas. Hal ini menjelaskan perbedaan

           antara makna sikap tengah-tengah dan sikap yang ekstrim.


           2.  Makna Terminologi

                   Arti  al-wasathiyah  secara  istilah,  adalah  sebuah  kondisi  terpuji  yang

           menjaga seseorang dari  kecenderungan menuju dua sisi/sikap yang ekstrem, sikap
           berlebih-lebihan  dan  melalaikan.  Al-Wasathiyah,  juga  bisa  diartikan  dengan

           kondisi  seimbang  dan  setara  antara  dua  sisi;  di  mana  satu  sisi/aspek  tidak
           melampaui aspek yang lain; sehingga tidak ada yang berlebihan dan tidak pula

           melalaikan, tidak melampaui batas dan mengurangi.  Al-wasathiyah adalah juga

           merupakan sikap mengikuti yang lebih utama, lebih pertengahan, lebih baik dan
                           158
           lebih sempurna.
                   DR.  Yusuf  Al-Qardhawi  mengatakan,  “Kata  Wasathiyah  juga

           diungkapkan dengan istilah tawazun (seimbang) yaitu bersikap tengah-tengah dan

           seimbang antara dua aspek yang saling berseberangan; di mana salah satu aspek
           tidak mendominasi seluruh pengaruh dan menghilangkan pengaruh aspek yang

           lain; di mana salah satu aspek tidak mengambil hak yang berlebihan sehingga

           mempersempit hak aspek yang lain.

                   Contoh  aspek-aspek  yang  saling  berseberangan  adalah  aspek  ruhiyah
           (spiritual)  dan  madiyah  (materiil);  aspek  individual  dan  aspek  kepentingan




           158  Wasathiyatul-Islam, DR. Ahmad Umar Hasyim Hal: 7




                                                                                       249
   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266