Page 305 - My FlipBook
P. 305
Isu-Isu Keummatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal
dengan Ahli Kitab, sekalipun mereka berpaling dari seruan keimanan yang
benar (tauhid), identitas sebagai muslim mesti dijunjung tinggi, bukan malah
sebaliknya, bersikap ambivalen ataupun melakukan kompromi teologis.”
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat
(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak
kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan
sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain
sebagai tuhan selain Allah." Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada
mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)." 199
B. Proposisi Untuk Kerukunan & Toleransi
Sebagai alternatif konseptual bagi pluralisme agama yang kini
semarak disebarkan di tengah-tengah umat Islam Indonesia, sekaligus sebagai
landasan yang kokoh bagi kehidupan bangsa yang majemuk dan pluralistik
dalam suasana ko-eksistensi dan penuh toleransi (tasamuh), penulis
mengajukan beberapa proposisi berikut ini:
Pertama, sebagai muslim yang baik kita meyakini bahwa setiap manusia
dari sudut pandang penciptaannya (ontologis) memiliki kemuliaan (karâmah),
apapun ras, warna kulit, suku, bangsa termasuk agamanya, sesuai dengan firman
Allah : “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan.(Al-Isra’ : 70). Maka hak kemuliaan sebagai
َ
ْ
َ
199 Alu-‘Imran : 64 ( َ لاو اًئْيَش ِهِب َك ِ ر ْشُن َ لاو َ َّ اللّ َّ لا ِ إ َدُبْعَن َّ لاأ ْمُكَنْيَبو اننْيَب ٍءاوَس ٍة َ مِلَك ىَل ِ إ ا ْ وَلا َ عَت ِباَتِكلا َلْهأ اَي ْلُق
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َّ
َ
ُ
َنوُمِلْس ُم اَّنأِب اود َ هْشا او ُ لوُقَف ا ْ ولوَت ْ ن ِ إَف ِ َّ اللّ ِ نود ْ نِم اًباَب ْ رأ اًضْعَب انُضْعَب َذ ِ خَّتَي)
ُ
َ
َ
293