Page 300 - My FlipBook
P. 300

Bagian Ketiga



                 Pengasih lagi Maha Penyayang, dari ‘Umar ibn khaththab kepada penduduk

                 Aelia bahwa mereka aman atas jiwa dan anak keturunan mereka, juga wanita-
                 wanita  mereka,  dan  semua  gereja  mereka  tidak  boleh  diduduki  dan  tidak

                 boleh  dirusak.”  Selanjutnya  Ibnu  Khaldûn  menuturkan,”  ‘Umar  ibn

                 Khaththâb  masuk  Bayt  al-Maqdis  dan  sampai  di  Gereja  Qumamah  lalu
                 berhenti  di  plazanya.  Waktu  shalatpun  tiba  maka  ia  berkata  kepada

                 Patriak,”Aku  hendak  shalat.”Jawab  Patriak,”Shalatlah  di  tempat  Anda.”

                 ‘Umar  menolak  kemudian  shalat  di  anak  tangga  yang  ada  pada  gerbang
                 gereja,  sendirian.Setelah  selesai  dari  shalatnya  Ia  berkata  kepada

                 Patriak,”Kalau  seandainya  aku  shalat  didalam  Gereja,  maka  tentu  kaum
                 muslim  kelak  sesudahku  akan  mengambilnya  dan  berkata,’Disini  dahulu

                 ‘Umar shalat’. Dan ‘Umar menulis (perjanjian) untuk mereka bahwa pada
                 tangga  itu  tidak  boleh  ada  jamaah  untuk  shalat  dan  tidak  pula  akan

                 dikumandangkan azan padanya…”     189  Sikap yang sedemikian simpatik  juga

                 tak luput dari catatan dan pengakuan para penulis Barat sendiri. Diantaranya
                 adalah  Michoud  dalam  bukunya  Sejarah  Perang  Salib.  Ia  menyatakan

                 “Muhammad  telah  melarang  Panglima-panglima  perangnya  untuk
                 membunuh pendeta-pendeta  karena mereka melakukan ritual kepada tuhan.

                 Ketika Umar memasuki Yerussalem tidaklah Ia menyakiti orang Nasrani.”  190


                        Imam  Bukhari  meriwayatkan  pidato  dan  pesan  bersahaja  Khalifah

                 Umar Ibn Khathab, “Wahai umat Islam, aku berpesan agar kalian berbuat
                 baik kepada ahli dzimmah, mereka itu merupakan janji dan jaminan Allah

                 dan rasulNya, juga dari mereka kalian mendapatkan rizki untuk orang-orang




            189  Ibnu Khaldun, Tarikh Ibnu Khaldun  ] Beirût:Dârul Fikr, 1401 H/1981 M [, Jilid 2, hlm. 268-
            269
            190  Dikutip oleh Umar Hasyim dalam Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai
            Dasar Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Agama [Surabaya: PT Bina Ilmu, 1979], hlm. 182




            288
   295   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305