Page 369 - My FlipBook
P. 369

Tantangan Pemikiran dan Ideologi Klasik & Kontemporer


                                     Sekularisme dan Sekularisasi

                         (menelusuri gagasan sekularisasi nurcholish madjid)
                                       Oleh: Adnin Armas, MA


                 Nurcholish  Madid  (1939-2005)  menyampaikan  gagasan  sekularisasi
           pertama  kali  pada  tanggal  2  Januari  1970  dalam  makalahnya  yang  berjudul
           “Keharusan  Pembaharuan  Pemikiran  Islam  dan  Masalah  Integrasi  Umat”.  250
           Saat itu, Nurcholish menyampaikan pidatonya di aula Menteng Raya 58, Jakarta
           (Gedung Pertemuan Islamic Research Centre), dalam acara malam silaturahim
           organisasi pemuda, pelajar, mahasiswa dan sarjana Muslim yang tergabung dalam
           HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), GPI (Gerakan Pemuda Islam), PII (Pelajar
           Islam  Indonesia)  dan  Persami  (Persatuan  Sarjana  Muslim  Indonesia),
           menggantikan Dr. Alfian yang seharusnya menjadi pembicara utama.     251  Dalam
           pidato  tersebut,  Nurcholish  menganjurkan  Keharusan  Pembaharuan  Pemikiran
           Islam. Untuk meraih hal tersebut, Nurcholish merasa harus mencapainya dengan
           sekularisasi.

            Gagasan Nurcholish tentang sekularisasi menuai reaksi, memicu pro-kontra.
            Tidak  kurang  dari  seratus  tulisan  artikel  pada  tahun  1970-an  terbit  untuk


           250  M. Dawam Rahardjo menyebutkan tanggal 3 Januari 1970. Lihat kata pengantar M. Dawam
           Rahardjo  dalam  buku  Nurcholish  Madjid,  Islam,  Kemodernan  dan  Keindonesiaan  (Bandung:
           Mizan, 1987), 18, selanjutnya diringkas Keindonesiaan. Ahmad Wahib dalam catatan hariannya
           juga menyebutkan tanggal 3 Januari 1970. Lihat Djohan Effendi dan Ismed Natsir (penyunting),
           Pergolakan pemikiran Islam: Catatan Harian Ahmad Wahib (Jakarta; LP3ES & Freedom Institute,
           edisi cetak ulang, 2003, pertama kali terbit tahun 1981), 81. Pendapat Ahmad Wahib mungkin
           berasal  dari  M.  Dawam  Rahardjo.  Bagaimanapun,  para  pengkritik  Nurcholish  seperti  H.  M.
           Rasyidi, Endang Saefuddin Anshari, Abdul Qadir Djaelani menyebutkan tanggal 2 Januari 1970.
           Lihat H. M. Rasyidi, Koreksi Terhadap Drs. Nurcholish Madjid Tentang Sekularisasi (Jakarta:
           Bulan Bintang, cet. Kedua 1977, pertama kali terbit tahun 1972); selanjutnya disingkat Koreksi;
           Endang  Saefuddin  Anshari  menulis  Kritik  Atas  Paham  dan  Gerakan  “Pembaruan”  Drs
           Nurcholish Madjid (Bandung: Bulan Sabit, 1973), 1, selanjutnya diringkas  Gerakan; Abdul Qadir
           Djaelani, Menelusuri Kekeliruan Pembaharuan Pemikiran Islam Nurcholish Madjid (Bandung:
           Yadia, 1994), 1. selanjutnya disingkat Menelusuri. Nurcholish sendiri pernah menyebutkan kedua
           tanggal tersebut yaitu tanggal 2 Januari dan 3 Januari. Ia menyebutkan tanggal 3 dalam makalahnya
           yang  disampaikan  pada  tanggal  30  Oktober  1972.  Lihat  makalah  Nurcholish  Madjid,
           “Menyegarkan Faham Keagamaan di Kalangan Ummat Islam Indonesia”, yang terlampir dalam
           buku H. M. Rasyidi, Koreksi, 94. Bagaimanapun, Nurcholish juga menyebutkan tanggal 2 Januari
           1970. Lihat Budhy Munawar-Rachman, “Nurcholish Madjid dan Perdebatan Islam di Indonesia,
           dalam    Menembus  Batas  Tradisi,  Menuju  Masa  Depan  yang  Membebaskan:  Refleksi  atas
           Pemikiran Nurcholish Madjid (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006), 115, selanjutnya diringkas
           Perdebatan Islam.
           251  Nurcholish Madjid, Keindonesiaan, 19.



                                                                                       357
   364   365   366   367   368   369   370   371   372   373   374