Page 448 - My FlipBook
P. 448
Bagian Kempat
keberagamaan dengan mengembangkan tradisi toleransi dan ko-eksistensi
(hidup berdampingan secara damai) dengan tetap meyakini kebenaran
agamanya masing-masing. Setiap individu bangsa hendaknya menghindari
segala bentuk pemaksaan kehendak, ancaman dan penyiaran agama yang
menimbulkan konflik antar pemeluk agama. Pemerintah diharapkan
memelihara dan meningkatkan kehidupan beragama yang sehat untuk
memperkuat kemajemukan dan persatuan bangsa.”
Ikhtitam
Membaca, mencermati dan memahami berbagai sumber autentik dalam
Muhammadiyah yang penulis kemukakan di atas, tampak tak terbuka peluang dan
ruang sekecil apapun untuk memberikan tafsiran-tafsiran “liar” atas makna Islam
dalam paham Muhammadiyah sebagaimana wacana pluralisme agama yang
dikembangkan oleh sebagian pemikir muslim. Sebagai catatan penutup, penulis
tegaskan beberapa hal berikut ini :
Pertama, pluralisme agama tidak sama dengan pluralitas agama yang
dijunjung tinggi dan dihormati dalam sistem keyakinan Islam; Pluralisme agama
menafikan semua sistem keyakinan yang ada, tetapi ia menegaskan eksistensinya
sebagai agama baru, di atas semua agama; Dengan demikian ia bertentangan
dengan hak asasi manusia untuk meyakini agama yang dipeluknya. Kedua,
Kelemahan yang sangat mendasar baik dari segi metodologi maupun substansi
pluralisme agama : inkonsistensi, reduksi, intoleransi dan basis paradigma yang
sangat problematis;
Ketiga, dari perspektif sejarah, pluralisme agama merupakan suatu bentuk
liberalisasi agama yang secara kronologis muncul sebagai respon teologis
terhadap pluralisme politik yang digulirkan oleh para peletak dasar-dasar
demokrasi di permulaan abad modern. Keempat, Wacana pluralisme agama yang
diusung oleh para penganjurnya lebih bersifat sebagai gerakan politik daripada
gerakan agama/pemikiran keagamaan. Kelima, pluralisme agama, dengan
berbagai aliran dan tema yang diusungnya, sejatinya ialah pergolakan internal
teologi Kristiani yang sama sekali tidak ada pijakannya dalam tradisi Islam;
Pergolakan masyarakat Barat di abad Pertengahan dengan agamanya
meninggalkan trauma sejarah yang berkepanjangan.
436