Page 191 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 191

Pemilu mulai dari tingkat KPU sampai dengan KPPS. Putusan DKPP bersifat
                 final dan mengikat.


                 Melalui  Putusan  Nomor  31/PUU-XI/2013,  MK  menegaskan  bahwa  DKPP
                 bukan  merupakan  salah  satu  pelaku  kekuasaan  kehakiman  sebagaimana
                 dimaksud dalam Pasal 24 UUD RI Tahun 1945, melainkan organ tata usaha
                 negara.  Dengan  menyatakan  DKPP  sebagai  organ  tata  usaha  negara,  MK
                 hendak  menyatakan  bahwa  DKPP  tunduk  pada  ketentuan  hukum
                 administrasi  negara  dan  setiap  produk  keputusan  DKPP  dapat  diuji  di
                 lembaga peradilan tata usaha negara. MK berpendapat bahwa putusan DKPP
                 harus dimaknai final dan mengikat bagi Presiden, KPU, KPU Provinsi, KPU
                                                                                   71
                 Kabupaten/Kota maupun Bawaslu yang melaksanakan putusan DKPP.

                 Dalam kalimat lain, putusan MK Nomor 31/PUU-XI/2013 menegaskan bahwa
                 sifat final dan mengikatnya putusan DKPP hanya berlaku bagi Presiden, KPU
                 dan  Bawaslu  beserta  jajarannya  sebagai  dasar  ketika  mengeluarkan
                 keputusan pemberhentian atau pemecatan seorang anggota penyelenggara
                 pemilu.  Putusan  DKPP  yang  memberhentikan  atau  memecat  seorang
                 anggota penyelenggara pemilu memerlukan tindak lanjut berupa keputusan
                                                                                       72
                 Presiden, keputusan KPU dan keputusan Bawaslu sesuai kewenangannya.

                 Awalnya berdasar Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011, DKPP menangani
                 dugaan pelanggaran kode etik pada semua tingkatan penyelenggara pemilu,
                 namun berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu
                 tugas DKPP dibatasi hanya untuk memeriksa dan memutuskan pengaduan
                 dan/atau laporan adanya dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh
                 KPU  dan  Bawaslu  sampai  dengan  tingkat  Kabupaten/Kota  dan
                 penyelenggara  Pemilu  di  Luar  negeri.  Sementara  penanganan  dugaan
                 pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu ad hoc, kecuali penyelenggara
                 ad hoc di luar negeri, diserahkan kepada KPU dan Bawaslu sesuai dengan
                 tingkatan.




              71  Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 31/PUU-XI/2013, mengenai Pengujian Undang-Undang Nomor
               15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, h. 71-73.
              72  Meskipun MK telah memutuskan bahwa putusan DKPP bersifat final dan mengikat bagi Presiden, KPU
               dan Bawaslu beserta jajarannya, namun rumusan Pasal 458 ayat (13) Undang-Undang  Nomor 7 Tahun
               2017 tentang Pemilu tetap mempertahankan rumusan yang sama seperti di dalam ketentuan Pasal 112
               ayat (12) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011

                                               BAB 4 – KELEMBAGAAN PENYELENGARA PEMILU     175
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196