Page 196 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 196

Gambar 4.8. Relasi KPU-BAWASLU-DKPP




















            Memaknai  dan  menempatkan  posisi  KPU  sebagai  LPP  utama  pemilu
            penting  dalam  kerangka  membangun  relasi  kritis-sinergis  antara  KPU,
            Bawaslu  dan  DKPP.  Supaya  dapat  kritis-sinergis,  relasi  diantara  ketiga
            lembaga  sepatutnya dibangun  dengan  asumsi dasar  bahwa  KPU,  secara
            kelembagaan,  memiliki  modalitas  dan  kapasitas  kepemiluan  dalam
            melaksanakan  Undang-undang  dan  membuat  Peraturan  PKPU  serta
            megimplementasikannya. Sehingga ketika ada problem atau masalah yang
            muncul di lapangan yang disebabkan perbedaan interpretasi terhadap UU
            atau  Peraturan  KPU,  KPU  tidak  langsung  dipersepsikan  atau  diposisikan
            sebagai “pihak yang salah” tapi justru dapat diberi ruang yang lebih luas
            dan  leluasa  untuk  menjelaskan  masalah  tersebut  secara  komprehensif
            untuk  mendapatkan  solusi  yang  berkeadilan  dan  akuntabel.  Sebagai
            penyelenggara  pemilu,  selayaknya  KPU  “lebih  banyak  didengar”  dalam
            mengambil solusi terhadap masalah kepemiluan yang solusinya tidak selalu
            jelas dan defenitif diatur dalam UU.


           H.1. Tips Membangun Relasi yang Sinergis KPU–Bawaslu–DKPP


           1. Komunikasi  formal  dan  informal:  Komunikasi  formal  dan  informal
              tripartit antara KPU dengan Bawaslu dan DKPP yang tidak diatur secara
              khusus  dalam  undang-undang  dapat  digunakan  untuk  menjembatani
              dan menyelesaikan masalah yang membelit antar lembaga. Oleh karena
              itu, meskipun sudah ada komunikasi formal, misalnya pertemuan KPU–
              Bawaslu–DKPP secara periodik, namun komunikasi informal harus lebih
              sering  terjadi.  Sebab  komunikasi  informal  yang  menyentuh  dimensi-
              dimensi personal, sering kali bisa mengurai dan menemukan solusi atas

    180     BAB 4 – KELEMBAGAAN PENYELENGARA PEMILU
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201