Page 197 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 197

masalah pelik. Hal ini tentu saja tidak hanya di level pusat, tetapi juga di
                    level Provinsi dan Kabupaten/Kota.

                 2. Pelibatan atau involvement: Ketiganya sedapat mungkin terlibat dalam
                    setiap tahapan Pemilu, mulai dari penyusunan peraturan, perencanaan
                    dan  implementasi.  Pelibatan  ini  bukan  hanya  menghormati  posisi
                    sesama lembaga penyelenggara Pemilu, tetapi juga untuk mendapatkan
                    kritik dan saran. Bagaimanapun kritik dan saran akan lebih baik didengar
                    secara  tertutup  dan  dibahas  bersama,  daripada  diumbar  di  media
                    massa.
                 3. Transparan: perlu membuka diri atas setiap kegiatan dalam batas -batas
                    yang diperbolehkan undang -undang. Sifat tertutup akan menimbulkan
                    kecurigaan  dan  ketidakpercayaan  antar  lembaga,  sebaliknya  sifat
                    terbuka akan mendorong kejujuran dan kepercayaan publik.

                 4. Akses data dan informasi: harus merespon secara positif keluhan antar
                    lembaga.  Kesan  bahwa  KPU  tertutup  atas  data  dan  informasi,  harus
                    dihilangkan.  Selama  data  atau  informasi  tersebut  adalah  informasi
                    terbuka yang diatur oleh undang -undang, sebaiknya disampaikan saja
                    kepada Bawaslu. Langkah ini tidak hanya menjaga kehormatan masing-
                    masing pihak, tetapi juga menaikkan citra diri KPU di hadapan peserta
                    dan pemilih.


              I.  Penutup


                  LPP  adalah  institusi  yang  memegang  peranan  penting  untuk
                  menyelenggarakan Pemilu yang demokratis dan berintegritas. LPP lah yang
                  pada akhirnya mengimplementasikan maksud dari kerangka hukum dan
                  sistem pemilu yang berlaku. LPP yang mengelola kontestasi antar peserta
                  pemilu   dan    mengelola     serta   memastikan     jalannya   tahapan
                  penyelenggaraan Pemilu sebagaimana dikehendaki hukum yang berlaku.
                  Dalam menjalankan tugas tersebut LPP tentu rentan melakukan kesalahan,
                  kekeliruan  atau  menjadi  sasaran  intervensi  peserta  pemilu  ataupun
                  kekuasaan.  Guna memastikan Pemilu berlangsung secara demokratis dan
                  berintegritas,  Pemilu  mensyaratkan  adanya  LPP  yang  mandiri  yang
                  keberadaannya  dimandatkan  secara  jelas  dalam  konstitusi  dan
                  mendapatkan kepercayaan publik. Dalam tataran praktis, Prinsip dan kode
                  etik penyelenggara pemilu mengikat seluruh penyelenggara Pemilu agar
                  bekerja secara akuntabel, mandiri dan profesional.

                                               BAB 4 – KELEMBAGAAN PENYELENGARA PEMILU     181
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202