Page 58 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 58
berintegritas, menjamin konsistensi pengaturan sistem Pemilu,
memberikan kepastian hukum dan mencegah duplikasi dalam pengaturan
Pemilu serta mewujudkan Pemilu yang efektif dan efisien.
Asas adil mengandung tiga aspek. Pertama, segala bentuk regulasi Pemilu
(mulai dari UU dan turunannya) harus memberikan rasa keadilan bagi setiap
warga negara. Kedua, setiap penyelenggara Pemilu harus memberikan
pelayanan yang adil tanpa membeda-bedakan perlakuan, baik terhadap
peserta Pemilu maupun pemilih. Ketiga, setiap putusan lembaga peradilan
Pemilu harus memutus perkara seadil-adilnya.
D.2. Mengapa Pemilu Harus Luber dan Jurdil
Pemilu yang tidak dilaksanakan secara luber dan jurdil ternyata menyisakan
banyak persoalan baik dalam proses Pemilu maupun dinamika
pemerintahan pasca Pemilu. Sejumlah negara menunjukkan sebuah contoh
ketika Pemilu tidak berlangsung secara luber dan jurdil. Gejolak akibat
Pemilu di Venezuela yang dilaksanakan pada tahun 2018, hingga kini belum
memiliki kepastian. Negara itu kini sedang dilanda konflik berkepanjangan.
Calon Presiden yang dikalahkan Nicolas Maduro yakni Henri Falcon dan
Javier Bertucci kompak bersepakat menolak hasil itu. Keduanya
menganggap proses Pemilu berlaku curang dalam hal jual beli suara dan
pelanggaran lainnya. Negara itu makin parah ketika Ketua Majelis Nasional
(DPR), Juan Guaido memanfaatkan konflik itu dengan mendeklarasikan diri
sebagai Presiden interim Venezuela. Juan membangun kekuatan dengan
sejumlah elit dan bergabung dengan kelompok-kelompok yang menentang
kepemimpinan Maduro.
Afganistan adalah negara yang memiliki kepemimpinan kembar di bawah
Ashraf Ghani dan Abdullah Abdullah. Kenyataan ini harus dihadapi akibat
Pemilu tahun 2014 di negara itu tidak berjalan dengan baik. Masing-masing
calon mengklaim kemenangan. Pada pemungutan suara putaran pertama,
Abdullah unggul, namun ketika dilakukan putaran kedua, Ghani justru
berbalik unggul. Pihak Abdullah tidak menerima hasil ini karena adanya
dugaan kecurangan setelah pengumuman hasil penghitungan suara diundur
dua bulan dari jadwal yang sudah disepakati. Setelah dilanda konflik
berkepanjangan selama delapan bulan, akhirnya kedua tokoh ini
berkompromi untuk berbagi kekuasaan eksekutif. Pihak yang satu berperan
42 BAB 2 – NILAI DAN ASAS PEMILU

