Page 83 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
        P. 83
     1. Besaran Daerah Pemilihan
                 Dapil adalah lokasi dimana para Parpol dan/atau calon berkompetisi untuk
                 memenangkan suara pemilih demi mendapatkan kursi yang disediakan di
                 wilayah  itu.  Pada  prinsipnya,  semakin  besar  sebuah  dapil,  maka  dapil
                 tersebut  semakin  menjamin  proporsionalitas  antara  suara  dan  kursi.
                 Demikian juga sebaliknya. Semakin kecil sebuah dapil, maka dapil tersebut
                 semakin menjamin disproporsionalitas antara suara dan kursi. Konsep ini
                 yang  disebut  dengan  “jumlah  kursi  yang  disediakan  oleh  sebuah  dapil”
                 (district magnitude). Lebih jauh, dalam sistem pluralitas/mayoritas, sebuah
                 dapil  biasanya  hanya  menyediakan  satu  kursi  (single-member
                 constituency). Sedangkan dalam sistem proporsional, sebuah dapil selalu
                 menyediakan  banyak  kursi  (multi-member  constituency).  Menurut
                 Reynolds,  Reilly,  Ellis  et.  al.  (2016),  besaran  dapil  dapat  dikategorikan
                 menjadi tiga tingkatan, yaitu kecil (menyediakan 2-5 kursi), menengah (6-
                 10 kursi), dan besar (lebih dari 11 kursi).
                 Setidaknya,  terdapat  dua  poin  penting  dalam  menyusun  sebuah  dapil,
                 yaitu derajat keterwakilan dan derajat proporsionalitas. Jika sebuah dapil
                 menyediakan jumlah kursi yang banyak, maka derajat keterwakilan di dapil
                 tersebut semakin tinggi. Sebaliknya, jika sebuah dapil menyediakan jumlah
                 kursi yang sedikit, maka derajat keterwakilan di dapil tersebut semakin
                 rendah. Sedangkan  terkait dengan derajat  proporsionalitas,  jika  sebuah
                 dapil  menyediakan  banyak  kursi,  maka  derajat  proporsionalitas  di
                 kalangan Parpol-Parpol peserta pemilu juga akan semakin tinggi. Demikian
                 juga sebaliknya.
                 Dengan  demikian,  besaran  dapil  terkait  dengan  prinsip  kesetaraan.
                 Setidaknya ada beberapa poin yang perlu dipahami dalam upaya untuk
                 mengedepankan prinsip kesetaraan suara. Menurut Surbakti, Supriyanto,
                 dan  Asy’ari  (2011),  “(P)engertian  kesetaraan  politik  lebih  dari  sekedar
                 setiap  orang  mempunyai  hak  sama  untuk  memberikan  suara  dalam
                 pemilu. Kesetaraan politik juga berarti suara setiap orang bernilai sama.”
                 Pertama adalah prinsip satu orang, satu suara, dan satu nilai (OPOVOV
                 atau one person, one vote, one value). Kedua adalah malapportionment,
                 yaitu  sebuah  keadaan  ketika  sebuah  dapil  memiliki  harga  kursi  yang
                 berbeda  dengan  dapil  yang  lain.  Misalnya,  ada  seorang  wakil  rakyat  di
                 sebuah dapil yang dipilih dengan suara sekitar 100 ribu. Sedangkan di dapil
                 yang lain, seorang wakil rakyat harus mendapatkan 400 ribu suara agar dia
                                                                   BAB 3 – SISTEM PEMILU    67





