Page 79 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 79
3. Mengurangi persoalan-persoalan “pemecahan suara”, yaitu situasi yang
umum di banyak sistem pluralitas/mayoritas, di mana dua partai atau
calon yang serupa memecah gabungan suara mereka.
Sedangkan kekurangannya adalah:
1. Isu biaya dan waktu serta instabilitas dan ketidakpastian.
2. Tingkat partisipasi pemilih pada putaran kedua bisa jadi lebih rendah
dibandingkan pada putaran pertama;
3. Meningkatnya disproporsionalitas; dan
4. Mendorong pembelahan politik di kalangan masyarakat.
Sedangkan First Past The Post (FPTP) adalah bentuk paling sederhana dari
sistem pluralitas/mayoritas. Dalam sistem ini, setiap dapil memiliki satu
kursi. Para pemilih memilih satu nama dari para calon yang bersaing, yaitu
nama Calon dan/atau nama Parpol. Pemenang adalah mereka yang
mendapatkan suara sah terbanyak, meskipun tidak harus memperoleh
suara mayoritas absolut. Meksipun tidak secara eksplisit ditulis dalam
undang-undang, pilkada di Indonesia sejak tahun 2015 menggunakan FPTP.
Menurut Reynolds, Reilly, Ellis et. al. (2016), FPTP memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dari sistem ini adalah:
1. Mendorong pilihan tegas di kalangan pemilih;
2. Mendorong terbentuknya oposisi;
3. Menguntungkan Parpol atau Calon dengan basis politik yang luas;
4. Memberi peluang bagi para calon perseorangan untuk terpilih; dan
5. Sederhana untuk dipahami dan diselenggarakan.
Sedangkan kekurangannya adalah:
1. Mengesampingkan kelompok marginal (termasuk keterwakilan
perempuan);
2. Tidak mendorong representasi yang adil;
3. Mendorong mobilisasi dukungan berbasis klan, etnisitas atau
kedaerahan; dan
4. Menghasilkan banyak suara terbuang.
BAB 3 – SISTEM PEMILU 63

