Page 78 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 78

mendapatkan kursi di sebuah dapil tanpa memperhitungkan selisih suara
           sah yang dimenangkan. (Reynolds, Reilly, Ellis et. al. 2016). Namun secara
           khusus,  sistem  pemilu  pluralitas  dan  sistem  pemilu  mayoritas  dapat
           dibedakan. Sistem pemilu pluralitas biasanya menyediakan satu kursi atau
           lebih untuk setiap dapil dimana pemilih memilih calon atau menyediakan
           lebih  dari  satu  kursi  untuk  setiap  dapil  dimana  pemilih  memilih  Parpol,
           misalnya  FPTP  (First  Past  the  Post  atau  Yang  Pertama  Melewati  Yang
           Berikutnya), BV (Block Vote atau Plihan Blok), dan PBV (Party Block Vote
           atau Pilihan Blok Partai). Sedangkan sistem pemilu mayoritas adalah sistem
           yang menjamin bahwa pemenang akan mendapat mayoritas absolut dan
           sistem  ini  memberikan  kesempatan  bagi  pemilih  untuk  menyodorkan
           pilihan  keduanya,  misalnya  TRS  (Two  Round  Sistem  atau  Sistem  Dua
                                                                   1
           Putaran) dan AV (Alternative Vote atau Pilihan Alternatif).

           Untuk kebutuhan buku ini, kita fokus pada TRS dan FPTP di dalam keluarga
           sistem  pemilu  mayoritas/pluralitas.  Pemilu  dengan  sistem  TRS  dicirikan
           dengan adanya pemilu putaran kedua jika di dalam putaran pertama tidak
           terdapat calon yang mencapai tingkat suara tertentu (biasanya adalah 50
           persen  plus  1).  TRS  dapat  dibedakan  menjadi  dua,  yaitu  sistem
           mayoritas/pluralitas  (lebih  dari  dua  calon  bertanding  di  dalam  putaran
           kedua dan calon yang meraih jumlah suara terbanyak dalam putaran kedua
           dinyatakan terpilih) dan sistem mayoritas mutlak atau majority run-off (dua
           calon teratas dalam kompetisi putaran pertama yang bisa masuk ke dalam
           kompetisi  putaran  kedua).  Meksipun  tidak  secara  eksplisit  ditulis  dalam
           konstitusi, pilpres di Indonesia sejak tahun 2004 menggunakan TRS.

           Menurut Reynolds, Reilly, Ellis, et. al. (2016), TRS memiliki kelebihan dan
           kekurangan. Kelebihan dari sistem ini adalah:

           1. Sistem ini memungkinkan pemilih mempunyai kesempatan kedua untuk
              memberi  suara  bagi  calon  terpilih  mereka,  atau  bahkan  mengubah
              keputusan mereka antara putaran pertama dan kedua;
           2. Sistem  ini  juga  memungkinkan  Parpol-Parpol  dan  pemilih  bereaksi
              terhadap  perubahan-perubahan  dalam  lanskap  politik  yang  terjadi  di
              antara putaran pertama dan putaran kedua; dan

        1   Di Indonesia, sistem pemilu mayoritas/pluralitas ini secara populer disebut dengan sistem distrik. Istilah
          “distrik” sendiri sebenarnya merujuk pada istilah “daerah pemilihan”. Di dalam menggunakan istilah
          ini, sistem distrik biasanya dimaksudkan untuk merujuk pada sebuah sistem pemilu di mana sebuah
          daerah pemilihan menyediakan satu kursi.
     62     BAB 3 – SISTEM PEMILU
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83