Page 20 - EMODULE TERINTEGRASI PENDEKATAN STEAM TENTANG MATERI SEL_Neat
P. 20
Aspek Technology
Para peneliti di seluruh dunia biasa menggunakan mikroskop untuk mengamati objek yang
sangat kecil yang disebut sebagai benda mikroskopis. Mikroskop juga sering digunakan
para peneliti di berbagai laboratorium penelitian. Tanpa adanya mikroskop, mungkin para
peneliti akan kesulitan untuk meneliti objek seperti mikroorganisme, sel, maupun bakteri
yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Ditemukannya mikroskop adalah salah
satu penemuan yang mengubah dunia, sebab hingga saat ini alat tersebut masih menjadi
bagian penting dalam perjalanan penelitian di bidang mikrobiologi (Kompas, 2022).
Tahukah kamu jenis mikroskop yang digunakan untuk mempelajari sel?
Ukuran sel sangat kecil tidak dapat dilihat oleh mata secara langsung, maka diperlukan sebuah
alat yang mendukung yaitu mikroskop. Kita dapat menggunakan mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron untuk membantu melihat sel dan bagian-bagiannya. Lebih dari 300 tahun yang lalu, ahli
biologi seperti Robert Hooke dan Antoni Van Leeuwenhoek telah menemukan mikroskop cahaya
buatan mereka sendiri untuk mempelajari benda-benda dengan ukuran sangat kecil (mikroskopis).
1) Mikroskop cahaya memperbesar objek hingga 1000x
2) Mikroskop elektron memperbesar objek hingga lebih dari 200.000x
Kamera dapat dipasang ke salah satu jenis mikroskop untuk mengambil gambar. Gambar-gambar
ini disebut mikrograf.
1) Mikrograf cahaya terlihat sebagai gambar bewarna
2) Mikrograf elektron terlihat sebagai gambar hitam-putih, tetapi dapat diwarnai secara buatan.
Aspek Engineering
Mikroskop cahaya mampu mengamati panjang gelombang cahaya tampak. Objek terkecil
yang mampu dilihat dengan jelas memiliki rentang ukuran antara 0,4 mikrometer untuk
warna ungu hingga 0,7 mikrometer untuk warna merah gelap. Mikroskop cahaya secara
praktis dapt mengamati bakteri dan mitokondria yang memiliki lebar kira-kira 500
nanometer. Pengamatan melalui mikroskop cahaya harus memberikan fiksasi terlebih
dahulu kepada sel yang diamati. Sel harus diwarnai dan harus dalam kondisi tidak
bergerak, mati, tetapi awet. Setelah fiksasi, jaringan dipotong-potong menjadi sayatan-
sayatan yang sangat tipis dengan sebuah mikrotom agar sampel jaringan tidak terlalu
tebal. Pemotongan jaringan hanya dilakukan dalam pengamatan sel pada resolusi yang
tinggi.
2. Komponen Kimiawi Penyusun Sel
Seluruh bagian sel tersusun atas beberapa komponen senyawa kimia. Kegiatan dan kehidupan sel
juga merupakan akibat dari reaksi-reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Komponen kimiawi
sel yang meliputi seluruh aktivitas sel tersebut dikenal dengan nama protoplasma.
Sebagian besar protoplasma terdiri atas air, namun bahan yang memberi ciri pada strukturnya
justru adalah protein dan beberapa senyawa kimia lain. Bentuk senyawa dari komponen kimiawi
penyusun sel (protoplasma) tersebut dapat berupa senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa
organik dalam komponen sel bisa berupa karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Sedangkan
komponen senyawa anorganiknya bisa berupa air, vitamin, ataupun mineral. Berikut ini kita akan
bahas mengenai komponen kimiawi penyusun sel tersebut secara mendalam.
3