Page 3 - JURNAL_2
P. 3
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan seorang manusia melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan latihan yang diharapkan berguna bagi peranannya di masa yang
akan datang. Pendidikan juga merupakan inspirator dalam memperbaiki moral bangsa,
pengetahuan yang diperoleh selalu bertambah sehingga akan mampu meningkatkan terhadap
kompetisi belajar antar siswa diperkembangan zaman sekarang. Keterlibatan semua kegiatan
agar memperoleh suatu peningkatan belajar yang diinginkan yaitu hasil pembelajaran
matematika yang memuaskan.
Pembelajaran matematika saat ini, guru masih menggunakan model pembelajaran
konvensional yang masih berpusat pada guru dengan bercerita atau berceramah. Peserta didik
kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman peserta didik
terhadap materi pelajaran rendah. Melihat hal yang demikian, maka perlu ada upaya
sistematik, obyektif untuk dilakukan agar hasil pembelajaran peserta didik dapat tercapai
dengan baik. Model pembelajaran kooperatif melibatkan siswa sebagai unsur utama dalam
pembelajaran sehingga diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam memahami suatu masalah
matematika. Strategi pembelajaran yang digunakan di sekolah akan berhubungan langsung
dengan keberhasilan proses pembelajaran siswa. Penggunaan model pembelajaran yang tidak
sesuai dengan keadaan suatu sekolah akan berdampak pada keberhasilan siswa memahami
konsep yang dipelajari. Salah satu model pembelajaran untuk memperbaiki keadaan ini
adalah model Trade A Problem. Model tersebut menjadi model untuk belajar yang baik
karena rata-rata peserta didik memiliki karakteristik seperti bekerjasama antar teman untuk
menyelesaikan masalah. Model ini bersifat mereview dan melatih konsep-konsep yang telah
diajarkan sebelumnya. Mereview atau mengulang kembali pelajaran sangatlah penting
dilakukan oleh peserta didik, hal ini dilakukan untuk mengingat kembali materi yang telah
diajarkan disekolah, menambah pemahaman peserta didik terhadap pelajaran serta
menghubungkan materi pelajaran yang sudah diajarkan dengan materi yang akan diajarkan.
Hampir pada setiap sekolah siswa jurusan IPA menganggap bahwa mata pelajaran
Matematika untuk Kompetensi Dasar Trigonometri adalah mata pelajaran yang sulit,
menyebalkan, menjemukan, membosankan, tidak menarik untuk mempelajarinya. Kondisi
inipun dialami oleh siswa SMA Negeri 1 Demak jurusan IPA dan khususnya pada kelas XI
MIPA 6. Mereka pada saat mengikuti pelajaran Matematika KD persamaan trigonometri, ada
yang mengantuk, ngobrol sendiri-sendiri, malas-malasan dan tidak perhatian terhadap
pelajaran, serta tidak antusias dalam mengikuti pelajaran. Akibat dari kondisi ini siswa tidak
dapat secara maksimal di dalam memahami konsep persamaan trigonometri. Hal ini terbukti
2

