Page 49 - Buku Pendidikan Karakter Unmul_Basir
P. 49

35





                  dan  penularan  antar  mahasiswa,  dan  juga  ditempuh  dengan  dua
                  cara, yaitu (1) membekali mahasiswa sebagai pengasuh dan penular
                  melalui  kegiatan  pelatihan  karakter  dan  soft  skills,  dan  (2)
                  mendorong, menfasilitasi, dan memberikan kebijakan-kebijakan yang
                  mendukung  terhadap  kegiatan-kegiatan  mandiri  mahasiswa,  yang
                  dapat membangun karakternya.

                  Pengembangan Karakter Melalui Proses Pembelajaran

                         Berpijak  dari  teori  transformasi  karakter,  bahwa  perlakuan
                  dilakukan secara berkesinambungan dalam jangka waktu lama, dan
                  menjadikan  sebagai  pembiasaan  sehari-hari,  maka  pendidikan
                  Karakter  dikembangkan  tidak  melalui satu  mata  kuliah,  melainkan
                  diselipkan  disetiap  proses  pembelajaran  suatu  mata  kuliah.
                  Pendidikan  Karakter  dikembangkan  tidak melalui pengadaan suatu
                  matakuliah  khusus,  juga  dikarenakan  oleh  kekhawatiran  kita
                  terhadap  fasilitator  atau  dosen  dilapangan,  yang  sangat  mungkin
                  dapat  saja  terjebak  oleh kekeliruan lama, yang  sering  dilakukan
                  selama  ini,  yaitu  pendidikan moral  dan  karakter ditransfer  sebagai
                  pengetahuan  belaka.  Hal  ini  sangat  mungkin  terjadi, jika  melihat
                  instrumen-instrumen evaluasi yang dikembangkan selama ini, yaitu
                  cenderung  hanya  menilai  dan  mengukur  pengetahuan  dan
                  keterampilan.
                        Pendidikan  karakter  yang  diselipkan  disetiap  matakuliah,
                  dimaksudkan  bahwa  pada  setiap  program  studi  dalam  lingkungan
                  Universitas  Mulawarman,  diupayakan  terwujud  pendekatan
                  pembelajaran atau  perkuliahan  yang  menggunakan  pola  nurturant
                  effect (dampak pengiring) untuk pembentukan karakter mahasiswa.
                  Pada  saat  pengelolaan  kelas  perkuliahan,  dosen  memperhatikan,
                  membina, dan menilai sikap-sikap dan perilaku mahasiswa, seperti
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54