Page 7 - Buku Saku Pendidikan Kewarganegaraan - Adel Amelia
P. 7
merupakan representasi dari tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia, yakni 17 Agustus
1945. Menurut Prof. Notonegoro, lambang negara merupakan simbol konkret dari nilai-nilai
abstrak yang hidup dalam bangsa. Garuda Pancasila tidak hanya menjadi hiasan formal, tetapi
merupakan penegasan visual atas dasar negara dan cita-cita bangsa Indonesia.
Perisai di dada Garuda mengandung lima gambar yang mewakili lima sila Pancasila: bintang
(Ketuhanan Yang Maha Esa), rantai (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab), pohon beringin
(Persatuan Indonesia), kepala banteng (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan), serta padi dan kapas (Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia). Di bawahnya terdapat pita bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika” yang
bermakna “berbeda-beda tetapi tetap satu”. Setiap unsur ini mengajarkan bahwa Indonesia
berdiri di atas perbedaan yang dipersatukan oleh cita-cita dan prinsip yang luhur.
4. Lagu Kebangsaan
Lagu kebangsaan Indonesia adalah “Indonesia Raya” yang diciptakan oleh Wage Rudolf
Supratman dan pertama kali dikumandangkan pada Kongres Pemuda II, 28 Oktober 1928.
Lagu ini bukan sekadar nyanyian formal, melainkan refleksi semangat perjuangan dan tekad
bangsa untuk merdeka dari penjajahan. Menurut teori nasionalisme musik yang dikembangkan
oleh Benedict Anderson, lagu kebangsaan adalah “lagu komunitas imajiner” yang membentuk
rasa kebersamaan kolektif di antara warga negara yang bahkan tidak saling mengenal.
Indonesia Raya menggambarkan optimisme, keberanian, dan cinta tanah air. Liriknya
mengajak seluruh rakyat untuk bersatu, berjuang, dan membangun tanah air tercinta. Di
berbagai upacara kenegaraan, acara sekolah, hingga event olahraga internasional, lagu ini
dinyanyikan dengan penuh khidmat untuk membangkitkan rasa nasionalisme dan memperkuat
identitas bangsa. Pentingnya lagu kebangsaan sebagai alat pendidikan karakter bangsa harus
terus ditekankan di tengah pengaruh budaya asing yang semakin masif.
5. Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila merupakan fondasi ideologi bangsa Indonesia yang di dalamnya terkandung nilai-
nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Dicetuskan oleh para pendiri bangsa dalam
sidang BPUPKI pada tahun 1945, Pancasila berfungsi sebagai landasan filosofis, politis, dan
kultural negara Indonesia. Menurut Soepomo, Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai
sosial budaya masyarakat Indonesia yang sudah ada jauh sebelum kemerdekaan.
Kelima sila Pancasila meliputi Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pancasila
bukan sekadar dokumen hukum, melainkan panduan hidup bersama yang menekankan
keseimbangan antara hak individu dan kepentingan bersama. Dalam setiap aspek kehidupan,
mulai dari pemerintahan, pendidikan, hingga kehidupan bermasyarakat, Pancasila berfungsi
sebagai kompas moral dan etis bangsa Indonesia.
3

